Jakarta, CNBC Indonesia - Lebih dari 1.000 menteri, CEO perusahaan migas, pembuat kebijakan, analis, dan jurnalis berkumpul di Wina, Austria, Jumat (11/7/2025). Mereka berkumpul untuk membahas arah energi dunia di forum Seminar Biennial yang diselenggarakan OPEC.
Mengutip CNBC International, ada tiga fokus bahasan utama yang dibicarakan dalam forum itu. Berikut sejumlah hal yang menjadi bahasan tersebut:
1. Transisi Hijau
Dalam pidato dan wawancara, para menteri OPEC kembali menganjurkan pendekatan ganda terhadap transisi hijau yang tetap memungkinkan investasi di sektor hidrokarbon untuk menghindari kekurangan pasokan, sementara ketersediaan energi terbarukan meningkat.
"Minyak dan gas akan tetap penting. Terutama di sektor transportasi, industri berat, dan pembangunan negara-negara berkembang," ujar Pangeran Saudi sekaligus Menteri Energi Abdulaziz bin Salman dalam pidato khususnya pada hari Rabu.
"Sangat menggembirakan melihat banyak negara kini mengambil pandangan yang lebih pragmatis terhadap transisi ini, meninjau kembali jadwal, menyesuaikan kebijakan, dan menegaskan kembali peran hidrokarbon dalam mendukung ketahanan dan daya saing energi."
Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al Ghais menyuarakan pandangan bahwa dunia perlu berinvestasi di banyak bidang energi. Ini termasuk juga di energi listrik dan terbarukan.
"Tidak masuk akal jika dunia tidak berinvestasi di semua sumber energi. Kita perlu berinvestasi dalam teknologi untuk menangani emisi dan menguranginya," ujarnya.
2. Prospek Minyak
Prospek Minyak Dunia 2050 OPEC, sebuah analisis yang lebih luas cakupannya dibandingkan Laporan Pasar Minyak Bulanan kelompok tersebut, dirilis pada hari Kamis. Laporan tersebut memperkirakan permintaan minyak akan meningkat sebesar 18,2 juta barel setara minyak per hari antara tahun 2024 dan 2050.
India, Timur Tengah, dan Afrika sebagai pendorong utama pertumbuhan. Porsi gabungan minyak dan gas dalam bauran energi global diperkirakan akan tetap di atas 50% selama periode analisis tersebut.
Permintaan jangka pendek juga menjadi pertimbangan utama bagi OPEC dan sekutu penghasil minyaknya, yang dikenal sebagai OPEC+. Delapan anggota OPEC+, yang terdiri dari produsen kelas berat Rusia dan Arab Saudi, bersama Aljazair, Irak, Kazakhstan, Kuwait, Oman, dan Uni Emirat Arab, pada tanggal 5 Juli menyebutkan "persediaan minyak yang rendah"
Selain itu, prospek ekonomi global yang stabil dan fundamental pasar yang sehat saat ini juga menjadi alasan mereka untuk lebih mempercepat laju penghentian serangkaian pemotongan produksi sukarela mereka. Bahkan, mereka telah memutuskan untuk menerapkan kenaikan sebesar 548.000 barel per hari pada bulan Agustus.
Berbicara kepada wartawan pada Rabu pagi, Menteri Energi UEA Suhail Al Mazrouei mengatakan bahwa dalam penilaiannya, pasar lebih dalam dari yang diperkirakan. Ia menekankan bahwa ia tidak khawatir akan potensi kelebihan pasokan akibat percepatan peningkatan produksi.
"Tidak, saya tidak khawatir, karena kami selalu mempertimbangkan keseimbangan itu setiap kali mengambil keputusan. Dan Anda bisa lihat bahwa meskipun ada peningkatan ... kami belum melihat peningkatan persediaan yang signifikan. Artinya, pasar membutuhkan barel-barel tersebut," ujarnya.
3. Kapasitas Produksi
Para menteri OPEC kembali menyerukan investasi tambahan di sektor minyak dan gas, untuk meningkatkan tingkat kapasitas yang telah menurun di tengah harga minyak yang lebih rendah dan transisi hijau yang sedang berlangsung.
Prospek Minyak Dunia 2025 OPEC memperkirakan bahwa memasok pasar secara "andal" dan mengimbangi penurunan alami di ladang-ladang yang sudah tua akan membutuhkan investasi minyak global sebesar US$ 18,2 triliun selama tahun 2025-2050.
Dalam laporan Investasi Energi Dunia terbarunya, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa harga minyak yang lebih rendah dan ekspektasi permintaan akan mendorong investasi minyak turun sebesar 6% pada tahun 2025, penurunan tahunan pertama sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan penurunan terbesar sejak tahun 2016. Investasi kilang global tahun ini diperkirakan akan mencapai titik terendah dalam 10 tahun.
"Saya juga harus mengatakan bahwa dengan meningkatnya permintaan, perlu ada tindakan yang tepat dalam hal investasi. Jadi, produksi minyak dan gas serta pengirimannya - infrastrukturnya, membutuhkan investasi. Dan investasi ini harus dilakukan hari ini," ujar Menteri Energi Azerbaijan, Parviz Shahbazov.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Menteri Iklim Inggris Kunjungi RI, Resmikan Proyek PLTM di Lombok