Alami Penurunan Produksi, Bisakah RI Atasi Defisit Gas di Masa Depan?

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan gas bumi di dalam negeri diprediksi akan defisit hingga 2035. Indonesia berpotensi kekurangan pasokan gas bumi hingga 10 tahun mendatang. Bahkan, wilayah Sumatera dan Jawa Barat tahun ini saja sudah defisit gas bumi hingga 177 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).

Belum lagi, wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur juga diperhitungkan akan mengalami kekurangan gas mulai tahun 2027 hingga tahun 2035 mendatang. Adapun penyebab utama defisit gas bumi adalah karena penurunan produksi gas dan belum ditemukannya sumber gas baru untuk mengimbangi penurunan produksi tersebut.

Mengacu Buku Outlook Energy Dewan Energi Nasional (DEN) disebutkan bahwa, total cadangan gas bumi Indonesia pada 2022 sekitar 55 Triliun Standard Cubic Feed (TSCF). Namun demikian cadangan gas bumi terbukti hanya sebesar 36 TSCF.

Seperti halnya perhitungan cadangan minyak bumi, perhitungan gas bumi juga mengalami perubahan sejak 2019, sehingga perkembangan cadangan dalam 10 tahun terakhir tidak dapat dibandingkan.

Di sisi lain, permintaan mengalami peningkatan dan diprediksi akan terus tumbuh sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi 8% dan juga swasembada energi. Mayoritas temuan gas baru berada di laut dalam dan dikembangkan berupa liquefied natural gas (LNG) sehingga akan berdampak pada harga yang lebih mahal.

Ditambah lagi dengan keterbatasan terminal LNG, gas yang seharusnya disalurkan untuk kebutuhan dalam negeri, harus diekspor karena produksi sumur gas terus berlangsung. Adapun pemerintah sendiri saat ini dinilai belum memfokuskan pembangunan infrastruktur tersebut. Alasannya, pemerintah masih mengandalkan penyaluran gas dari sumur yang jaraknya lebih dekat dengan sumber kebutuhan.

Mengatasi ketidakseimbangan pasokan dan permintaan gas nasional perlu dilakukan secara terintegrasi, melalui revitalisasi lapangan tua, percepatan proyek gas baru, pembangunan infrastruktur distribusi, serta optimalisasi LNG domestik dengan harga kompetitif.

Untuk menjawab sederet pertanyaan itu, CNBC Indonesia menggelar Coffee Morning CNBC Indonesia bertajuk "Indonesia Darurat Gas, Benarkah?". Melalui acara ini diharapkan akan terwujud diskusi konstruktif dan antarpemangku kepentingan bisa saling berkolaborasi dan memberikan rekomendasi konkret untuk mengoptimalkan pengembangan gas bumi di dalam negeri.

Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |