Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengkaji pengembangan hilirisasi batu bara atau gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).
Direktur Pembinaan, Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, Surya Herjuna menyatakan bahwa gasifikasi batu bara menjadi DME sebagai alternatif pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG). Pengembangan DME merupakan mandatory untuk Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B)
Surya mencatat, sudah ada 6 PKP2B yang diperpanjang kontraknya menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang wajib mengembangkan hilirisasi batu bara.
"Sudah dimonitor, dan sounding segera. Ada juga proyek yang harus kajian keekonomian, sudah kita kaji di Kalimantan ada 3. Proyek ini base practise menggantikan gantikan impor LPG," terang Surya Herjuna dalam Economic Update 2025, CNBC Indonesia, Rabu (18/6/2025).
Sebagaimana diketahui, konsumsi LPG Indonesia mencapai 8,9 juta ton per tahun. Di mana, 80%-nya didapatkan melalui impor. "Hilirisasi batu bara masih fokus ke DME, yang bisa gantikan sisi LPG. Tapi yang terkait chemical, amonia, masih dibahas. DME fokus untuk ketahanan energi," terang Surya.
Berkenaan dengan pembiayaan, Surya menjabarkan, bahwa dari sisi pemerintah juga masih mengkaji keekonomian yang cukup potensial dari Daya Anagata Nusantara Indonesia (Dnantara).
"Masih kaji keekonomian yang cukup potensial Danantara masuk, kalau barangnya ada, PP-nya ada, tinggal kaji saja bisa dijalankan. Pasti masuk Danantara," tandas Surya Herjuna.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Siapkan Proyek Pengganti LPG, Nilainya Rp 180 Triliun