Jakarta -
Seorang wanita di Brasil mengalami kondisi langka yang membuat perubahan besar pada tubuhnya. Ia memiliki payudara yang tidak berhenti tumbuh hingga beratnya lebih dari 10 kg.
Dada Thaynara Marcondes membengkak hingga ukuran ekstrem hanya dalam beberapa bulan. Hal ini dipicu oleh kondisi langka dan melemahkan yang hanya tercatat dalam beberapa kasus di seluruh dunia.
Marcondes yang merupakan seorang mahasiswa keguruan ini mendokumentasikan perjalanannya di media sosial. Ia selalu memakai kemeja ukuran sedang hingga payudaranya mulai tumbuh dengan kecepatan yang mencengangkan, yaitu 750 gram per bulan.
Wanita 22 tahun itu dengan cepat membuat lemari pakaiannya menjadi terlalu besar. Ia juga harus beralih ke pakaian yang dibuat khusus saat pilihan ukuran plus tidak muat di dadanya.
"Saya bahkan tidak bisa memakai bra lagi. Suatu hari, saya mencoba delapan kemeja dan tidak ada yang pas. Saya akhirnya panik," tutur Marcondes yang dikutip dari NYPost, Kamis (17/7/2025).
Bibinya adalah orang pertama yang mengungkapkan kekhawatirannya. Tetapi, Marcondes menepisnya, sampai orang-orang asing mulai memperhatikan.
"Saya mulai keluar ke jalan dan orang-orang menatap dan menunjuk. Suatu kali saya pergi ke supermarket, dan orang-orang bahkan mulai berpikir saya mencuri produk dan menyembunyikannya di payudara saya. Lalu saya khawatir," sambungnya.
Pertumbuhan payudara itu sangat mempengaruhi seluruh aspek hidupnya. Dalam unggahan di media sosial, Marcondes mengatakan dadanya yang terlalu besar itu membuat aktivitasnya terganggu.
Bahkan, kondisinya itu membuatnya nyeri punggung, sakit leher, dan nyeri pada bahu yang parah. Terkadang, rasa sakitnya begitu parah, sehingga ia membutuhkan kursi roda untuk bergerak.
Awalnya, para dokter khawatir akan kanker. Tetapi, Marcondes didiagnosis gigantomastia, yakni kondisi langka yang membuat payudaranya tumbuh secara berlebihan dan tak terkendali.
Hanya sekitar 300 kasus yang telah terdokumentasikan di seluruh dunia. Kondisi ini dapat terjadi secara acak, tetapi juga dapat dikaitkan dengan pubertas, kehamilan, pengobatan, obesitas, gangguan autoimun, atau bahkan ketidakseimbangan hormon.
Meskipun beberapa kasus berkembang perlahan selama bertahun-tahun, kasus lain seperti yang dialami Marcondes dapat meningkat dalam hitungan minggu. Dengan beberapa wanita mengalami peningkatan ukuran cup beberapa kali hanya dalam beberapa hari.
Selain rasa sakit dan postur tubuh yang buruk, gejalanya dapat meliputi mati rasa pada puting, infeksi atau lesi di bawah payudara, dan masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, dan masalah citra tubuh.
Pada ukuran terbesarnya, payudara Marcondes beratnya sekitar 11 kg. Meskipun tidak ada kaitan langsung antara berat payudara dan ukuran bra, seorang ahli bedah plastik di Virginia memperkirakan hal berikut:
- Cup C: 4,5 kg masing-masing
- Cup D: 7,5 kg masing-masing
- Cup DD/E: 1,2 kg masing-masing
- Cup DDD/F: 1,2 kg masing-masing
Jalani Operasi Pengecilan Payudara
Marcondes menjalani operasi pengecilan payudara pada 25 Oktober 2024 dan diperbolehkan pulang keesokan harinya. Ia berhasil mengumpulkan donasi sebesar $7.200 atau sekitar 117 juta rupiah untuk membiayai prosedur tersebut.
"Saya selalu bercermin dan berpikir, 'Wah, saya terlihat sangat cantik!'. Terkadang saya bahkan menangis melihat diri saya sendiri karena masih tidak percaya saya melakukannya (pengecilan payudara," terang Marcondes.
Namun, operasi ini ternyata memiliki efek samping. Marcondes kehilangan semua sensasi di putingnya dan tidak akan bisa menyusui.
Meskipun ia merasa bebas, dokter telah memperingatkannya bahwa jaringan tersebut dapat tumbuh kembali di masa mendatang. Dia akan terus dipantau perkembangannya.
(sao/kna)