5 hours ago
2
Jakarta, CNBC Indonesia - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Prof Hikmahanto Juwana, kembali membeberkan sejumlah hal yang dapat dilakukan Indonesia pasca dijatuhkan tarif 32% oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini disampaikannya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Jumat (11/7/2025).
Dalam pemaparannya, sebetulnya ada cara yang bisa dilakukan perusahaan Indonesia yang aktif mengimpor barang ke AS untuk tidak terkena tarif, bahkan hingga 0%. Hal ini tertuang dalam surat Trump kepada Presiden RI Prabowo Subianto, terutama di bagian bawah.
"Sejatinya bila Indonesia hendak mendapatkan Tarif 0% bukan didapat melalui negosiasi tapi dengan melakukan investasi di Amerika Serikat. Dalam surat yang berisi 2 paragraf, Trump menyampaikan Indonesia bisa tidak dikenakan tarif bila Indonesia atau perusahaannya melakukan investasi di AS," ujar figur yang akrab disapa Prof Hik ini.
Walau begitu, ia menyebutkan bahwa hal ini hampir tidak mungkin terjadi lantaran mahalnya biaya produksi di AS. Ia menyimpulkan bahwa surat Trump tersebut dapat dipahami pengenaan tarif kepada sejumlah negara ditujukan untuk membuka lapangan pekerjaan di AS.
"Atas dasar hal tersebut sebaiknya Indonesia tidak perlu untuk melakukan negosiasi dengan pihak AS mengingat syarat yang ditentukan oleh Trump sangat mustahil untuk dipenuhi," tuturnya. "Pemerintah sebaiknya menunggu sampai dengan 1 Agustus 2025 apakah kebijakan pengenaan tarif akan tetap dilaksanakan."
Prof Hik menambahkan bahwa tarif yang makin tinggi hanya akan membebani konsumen di Negeri Paman Sam. Bila rakyat AS tidak menerima kebijakan ini maka mereka berpotensi melakukan tindakan ketatanegaraan terhadap Trump.
"Perlu dipahami permasalahan kebijakan tarif Trump bukanlah masalah bilateral antara AS dengan Indonesia, tetapi masalah AS dengan dunia," pungkasnya.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deal! AS-China Sepakat 'Gencatan Senjata' Dagang, Perang Tarif End?
