Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air akhirnya kembali bertenaga pada penutupan perdagangan kemarin usai terperosok pada perdagangan sebelumnya. Tanpa disadari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang tahun ini mencapai di angka 5%. Saham-saham yang belum lama melaksanakan Initial Public Offering (IPO) pun menjadi salah satu pendorong kenaikan IHSG.
Pada perdagangan kemarin, Rabu (23/7/2025), IHSG ditutup melesat 1,70% di level 7.469,23. Di sepanjang Juli 2025, IHSG telah naik 3,31%. Sementara di sepanjang 2025, IHSG telah terapresiasi 5,50%.
Meriahnya IHSG diwarnai oleh kenaikan saham-saham IPO terutama yang terafiliasi dengan sosok-sosok konglomerat. Apalagi pada tahun ini, banyak IPO berasal dari perusahaan konglomerat.
CNBC Indonesia Research mencatat terdapat lima saham IPO telah melantai yang terafiliasi dengan para konglomerat.
Performa saham-saham tersebut masih mampu mencatatkan kinerja harga saham positif, bahkan salah satunya kini masih bertahan Auto Rejection Atas (ARA) dan akhirnya diberhentikan perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) karena kenaikan yang luar biasa, yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).
Saham IPO konglomerat selalu menarik perhatian investor. Investor percaya pada rekam jejak grup konglomerat dalam manajemen, akses pendanaan, dan bisnis stabil. Hal ini membuat IPO mereka cepat oversubscribed.
Berbeda dengan IPO perusahaan kecil yang kadang bisnisnya belum matang, IPO konglomerat biasanya sudah untung konsisten, ada proyeksi pertumbuhan yang realistis, dan memiliki pasar dan jaringan distribusi yang jelas.
Bahkan investor melihat IPO konglomerat sebagai saham untuk ditahan jangka panjang karena potensi dividen yang rutin, sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)