Kapal Mafia Nomor 1 Ditangkap di Tengah Laut, Terungkap Pakai Starlink

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Angkatan Laut Kolombia mengumumkan penyitaan pertamanya atas kapal selam narkotika (narco-submarine) otomatis yang dilengkapi antena Starlink di lepas pantai Karibia.

Kapal tanpa awak yang digerebek tersebut memang tidak membawa narkoba. Kendati demikian, Angkatan Laut Kolombia meyakini kapal tersebut sedang dalam tahap uji coba untuk mengangkut kokain.

Kapal selam semi-otomatis yang dibangun di galangan kapal area tersebut telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengangkut kokain dari wilayah utara Kolombia, produsen kokain terbesar di dunia, ke Amerika Tengah atau Meksiko.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kapal-kapal narkotika tersebut berlayar lebih jauh, melintasi samudra Atlantik dan Pasifik.

Penemuan terbaru, yang diumumkan oleh Laksamana Juan Ricardo Rozo dalam sebuah konferensi pers, merupakan penemuan pertama yang dilaporkan di perairan Amerika Selatan dari sebuah kapal selam narkotika tanpa pengemudi.

Angkatan Laut Kolombia mengatakan kapal tersebut dimiliki oleh Klan Gulf, yakni geng mafia pengedar narkoba terbesar di Kolombia. Geng itu memiliki kapasitas untuk mengedarkan kokain hingga 1,5 ton.

Dalam video yang dirilis oleh Angkatan Laut Kolombia, tampak kapal kecil berwarna abu-abu dengan antena satelit di haluannya.

Ini bukan kali pertama antena Starlink milik Elon Musk terdeteksi dimanfaatkan untuk pengedar narkoba jalur laut.

Pada November 2024, polisi India menyita kiriman besar sabu senilai US$4,25 miliar di sebuah kapal yang dikemudikan dari jarak jauh oleh Starlink di dekat kepulauan Andaman dan Nicobar yang terpencil.

Insiden itu menandai temuan pertama antena Starlink di kapal pengangkut narkoba.

Produksi, penggunaan, dan penyitaan kokain menembus rekor tertinggi pada 2023 lalu, menurut lembaga narkoba PBB pada bulan lalu.

Di Kolombia, produksi kokain sudah mencapai level tertinggi yang dipicu permintaan global yang membludak.

Rozo mengatakan penggunaan kapal selam otomatis mencerminkan migrasi para penyelundup ke sistem otomatis yang lebih canggih dan sulit dideteksi di laut.

"Kapal selam tanpa awal sulit dilacak oleh radar dan bahkan memungkinkan jaringan kriminal beroperasi dengan otonomi parsial," kata dia, dikutip dari France24, Senin (7/7/2025).

Juana Cabezas, seorang peneliti di Institut Studi Pembangunan dan Perdamaian Kolombia, mengatakan kepada AFP bahwa kartel narkoba Meksiko yang kuat dan beroperasi di Kolombia, mempekerjakan para ahli teknologi dan engineer untuk mengembangkan kapal selam otomatis sejak 2017.

Henry Shuldiner yang merupakan penyidik untuk lembaga think-tang AS, InSight Crime, mengatakan kapal tanpa pengemudi mengurangi risiko penangkapan operator. Dengan begitu, akan sulit operator bekerja sama dengan otoritas untuk menangkap bos mafia.

Pada November 2024, ditemukan pula 5 ton kokain dari Kolombia yang diangkut dengan kapal semi-submersible menuju Australia.

Hukum di Kolombia memberikan sanksi terhadap penggunaan, konstruksi, pemasaran, kepemilikian, dan transportasi semi-submersible. Ancamannya bisa mencapai 14 tahun penjara.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Starlink Bawa Petaka Baru, Raksasa Opsel Nomor 1 Jadi Korban

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |