loading...
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyambut baik dan mengapresiasi peran dan kontribusi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) selama lebih dari setengah abad membina dai (juru dakwah) dan menggerakkan dakwah di berbagai pelosok negeri.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jaminan Produk Halal Kementerian Agama Muhammad Fuad Nasar yang hadir mewakili Menteri Agama pada Pelepasan Da’i Ke Pelosok Negeri di ruang sidang paripurna DPD-RI Kompleks Parlemen di Senayan, Jakarta, Jumat (8/8/2025). Acara tersebut dihadiri Wakil Ketua MPR-RI M. Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPD-RI Tamsil Limrung, Pimpinan BAZNAS RI Zainulbahar Noor, dan undangan lainnya.
Baca Juga: Panduan Berteman dalam Islam, Kaum Muslim Wajib Tahu!
Fuad Nasar mengatakan, pelepasan da’i yang merupakan alumni Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir bertempat di gedung parlemen MPR/DPR/DPD-RI ini sebagai simbol kenegaraan mengandung pesan dan makna para da’i adalah perekat persatuan bangsa, masalah keumatan tak terpisahkan dari masalah kebangsaan. “Spirit perjuangan dan keteladanan Mohammad Natsir sebagai negarawan pejuang, dan pendidik umat menjadi inspirasi abadi bukan hanya bagi keluarga besar Dewan Dakwah, tetapi bagi seluruh masyarakat Islam di Indonesia,” tegasnya.
Membacakan sambutan tertulis Menteri Agama, Fuad Nasar menyampaikan bahwa pengiriman da’i ke pedalaman sejatinya merupakan pengejawantahan nyata dari semangat Asta Cita Presiden. Dalam delapan visi besar Presiden, terdapat tekad untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, meningkatkan kualitas hidup rakyat melalui pendidikan, serta memperkuat kehidupan beragama yang toleran dan damai. Para da’i hari ini, yang siap menembus batas geografis dan sosial, adalah wujud dari semangat itu, mereka hadir sebagai pendidik, pemimpin moral, dan penggerak sosial di akar rumput.
“Saya ingin menyampaikan rasa bangga kepada para da’i dan da’iyah yang akan berangkat. Saudara-saudara bukan sedang melakukan perjalanan biasa. Ini adalah perjalanan spiritual, sosial, dan kebangsaan. Mungkin kalian akan tinggal di desa yang belum teraliri listrik, menginjak jalan yang belum beraspal, dan mengajar anak-anak di ruangan yang sangat sederhana. Tapi di situlah tugas mulia itu berada. Di situlah peradaban sedang menunggu untuk disentuh, dibimbing, dan diangkat,” tandasnya.
Program dakwah di pedalaman dilakukan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia dalam rangka meneguhkan peran dakwah sebagai bagian integral dari pembangunan yang berkelanjutan di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Ketua Umum DDII Adian Husaini mengatakan, sesuai tema “Dari Pedalaman Kami Membangun Peradaban yang Berkelanjutan”, para dai dan da’iyah ditugaskan ke berbagai pelosok negeri untuk mengemban misi dakwah sekaligus memperkuat sektor pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan umat, demi mewujudkan peradaban Islam yang kokoh serta melahirkan generasi penerus dakwah yang beriman, berilmu, dan berdedikasi.
(aww)