loading...
Presiden Afrika Selatan (Afsel) menyerukan tindakan global yang mendesak dan kolektif untuk mengatasi beban utang yang semakin besar yang menghancurkan banyak negara berkembang, terutama di Afrika. Foto/Dok
JAKARTA - Presiden Afrika Selatan (Afsel), Cyril Ramaphosa telah menyerukan tindakan global yang mendesak dan kolektif untuk mengatasi beban utang yang semakin besar yang menghancurkan banyak negara berkembang , terutama di Afrika . Ia menekankan perlunya pendanaan yang berkelanjutan dan terjangkau untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030.
Setelah Konferensi Pembiayaan untuk Pengembangan ke-4 yang diadakan di Sevilla, Spanyol, Ramaphosa mengatakan bahwa dunia menghadapi "tantangan yang lebih menakutkan daripada yang pernah terjadi sebelumnya,". Tantangan yang dimaksud di antaranya termasuk krisis iklim, kemiskinan, dan ketidakstabilan ekonomi.
Baca Juga: Ketergantungan Afrika Selatan pada Batu Bara Membahayakan Ekonomi
Ia juga menyoroti kekurangan pendanaan yang sangat besar yang dihadapi dunia: "Diperkirakan bahwa dunia memerlukan tambahan USD4 triliun per tahun untuk mencapai target SDGs PBB pada tahun 2030, sebuah kekurangan yang hanya bisa ditutup melalui pembiayaan berkelanjutan jangka panjang yang lebih terjangkau," ungkapnya seperti dilansir RT.
Ditekankan juga olehnya bahwa tantangan semakin besar akibat pembayaran utang, Ia mencatat bahwa kini ada sekitar 3,4 miliar orang yang tinggal di negara-negara yang menghabiskan lebih banyak uangnya untuk pembayaran bunga kepada kreditur dibandingkan kesehatan dan pendidikan.
Mengutip Komisi Jubilee oleh mendiang Paus Fransiskus, Ramaphosa mengatakan: "Beberapa negara telah gagal membayar utang mereka, mereka juga gagal memenuhi kebutuhan rakyat mereka, lingkungan, dan masa depan mereka."