Foto Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
22 June 2025 12:40

Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya mengatakan militer AS telah menyerang tiga fasilitas nuklir utama di Iran. Trump mengatakan tak ada pilihan bagi Iran kecuali berdamai atau menghadapi tragedi. (REUTERS/Carlos Barria/Pool)

Kendati begitu, kantor berita resmi Iran, IRNA, mengatakan penduduk setempat tidak merasakan tanda-tanda ledakan besar setelah serangan AS di Fordow. Padahal, Trump mengatakan Fordow sudah tidak ada karena berhasil dibantai rudal AS. "Kondisi di area tersebut sepenuhnya normal," kata kantor berita tersebut, dikutip dari Aljazeera, Minggu (22/6/2025). (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

"Rincian lebih lanjut tentang insiden tersebut akan dilaporkan oleh para ahli resmi," tambahnya. Trump menyebut serangan tersebut sebagai keberhasilan spektakuler, tetapi belum ada konfirmasi independen mengenai dampaknya. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

Pejabat Iran juga menyatakan bahwa uranium yang diperkaya di fasilitas bawah tanah Fordow telah dipindahkan dari lokasi yang diklaim telah dihancurkan AS. Tidak jelas bagaimana serangan tersebut akan memengaruhi program nuklir Iran. Manan Raisi, yang mewakili wilayah Qom tempat Fordow berada, mengatakan serangan terhadap situs nuklir bawah tanah itu "dangkal". (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

"Berdasarkan informasi yang akurat, saya nyatakan bahwa bertentangan dengan klaim presiden AS yang suka berbohong, fasilitas nuklir Fordow tidak mengalami kerusakan serius, dan sebagian besar kerusakan hanya terjadi di tanah, yang dapat dipulihkan," kata Raisi, menurut kantor berita Tasnim. Ia juga menggemakan penilaian sebelumnya bahwa tidak ada kebocoran bahan radioaktif yang terdeteksi setelah serangan AS. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)

Komisi Pengawas Nuklir dan Radiologi Kerajaan Saudi mengatakan tidak ada dampak radioaktif yang terdeteksi pada lingkungan Arab Saudi dan negara-negara Teluk tetangga setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Dalam pernyataan publik pertamanya setelah serangan AS, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menuduh Washington melanggar hukum internasional. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)