loading...
Mantan PM Thaksin Shinawatra serukan kedaulatan Thailand. Foto/X/@WhiteVisi0n
BANGKOK - Partai Pheu Thai menyelenggarakan jamuan makan malam bergengsi pada Selasa malam untuk para Anggota Parlemen dari koalisi yang berkuasa, yang menarik jumlah peserta yang mengesankan, baik dari anggota parlemen maupun tokoh penting partai. Hampir semua tokoh senior hadir, dengan sedikit ketidakhadiran dan sebagian besar disebabkan oleh kedatangan yang terlambat, alih-alih ketidakhadiran.
Sebelumnya pada hari itu, para anggota parlemen Pheu Thai berkumpul di Hotel Eastin Grand Phayathai untuk menghadiri rapat partai, di mana mereka dengan suara bulat mendukung anggota parlemen Roi Et, Chalard Khamchuang, sebagai Wakil Ketua DPR kedua yang baru. Segera setelah pemungutan suara, para anggota parlemen menuju ke acara makan malam tersebut.
Di antara tamu yang paling banyak disorot adalah mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra , yang menghadiri jamuan makan malam tersebut dalam kapasitas resmi sebagai tamu Partai Pheu Thai. Kehadirannya dipandang sebagai unjuk kekuatan dan persatuan di antara mitra koalisi. Namun, simbolisme politik dari pertemuan tersebut telah mendorong beberapa pihak dalam koalisi untuk menyatakan kekhawatiran atas potensi gugatan hukum terkait campur tangan partai, yang dapat memicu kasus pembubaran baru.
Jamuan makan malam tersebut diselenggarakan dengan pengamanan ketat dan dalam format tertutup, dengan peserta terbatas pada para pemimpin koalisi dan anggota parlemen.
Perkuat Aliansi Politik di Masa Perang, Thaksin Serukan Kedaulatan Thailand
1. Melindungi Kedaulatan Thailand
Melansir The Nation, Thaksin menyampaikan pidato utama berjudul "Menyatukan Thailand: Melindungi Kedaulatan dan Memecahkan Masalah bagi Rakyat," yang memaparkan visi untuk persatuan nasional dan pemerintahan yang efektif.
Momen penting terjadi sebelum acara dimulai, ketika Thaksin memeluk putrinya, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra, dalam sebuah pertunjukan singkat namun simbolis tentang keberlanjutan politik. Thaksin menegaskan kepada para wartawan, "Jika Anda bertemu dengan partai politik, tentu saja Anda berbicara tentang politik."
Makan malam koalisi minggu ini menandai upaya formal pertama untuk menegaskan kembali hubungan antarpartai yang berkuasa setelah keluarnya Partai Bhumjaithai dari koalisi. Meskipun suasana tampak optimis, ketidakstabilan politik yang mendasarinya mendominasi percakapan di antara para pemimpin partai dan anggota parlemen—terutama spekulasi mengenai apakah Perdana Menteri Paetongtarn akan tetap menjabat atau dipaksa mundur sambil menunggu putusan Mahkamah Konstitusi.