Pesan UAH untuk Jemaah Haji 2025 yang Akan Pulang ke Tanah Air, Penting Disimak!

18 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah haji 2025, jemaah asal Indonesia akan kembali ke Tanah Air. Berdasarkan jadwal rencana perjalanan haji (RPH) 2025 M/1446 H, jemaah haji Indonesia akan pulang ke daerahnya masing-masing mulai 11 Juni hingga 10 Juli 2025.

Sebelum kembali ke Indonesia, tentunya jemaah berharap ibadah haji yang dilakukannya diterima Allah SWT dan mendapat predikat haji mabrur atau mabruroh. Apa artinya jika berhaji tapi tidak diterima ibadahnya.

Pendakwah Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat (UAH) pernah memberi pesan untuk jemaah haji Indonesia agar mendapat predikat mabrur atau mabruroh sebelum pulang ke Tanah Air. Pesan UAH masih sangat relevan untuk disimak oleh jemaah haji 2025.

UAH berpandangan bahwa haji mabrur bukan sekadar ibadah diterima. Menurut UAH, seorang haji mabrur harus membawa nilai-nilai kemuliaan dan perubahan karakter pada dirinya.

Simak selengkapnya mengenai pesan UAH agar mendapat predikat haji mabrur bagi jemaah menunaikan rukun Islam kelima tahun ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:

Detik-Detik sebelum Tragedi Ledakan Amunisi Kedaluwarsa yang Tewaskan 13 Orang di Garut

Memahami Makna Predikat Haji Mabrur 

Mabrur adalah predikat haji yang diinginkan umat Islam saat melaksanakan Rukun Islam kelima. Pahala haji mabrur adalah surga. Demikian dikatakan UAH.

UAH menjelaskan, mabrur berasal dari kata al-Birru, artinya kebaikan yang terlahir setelah mampu menepikan sifat-sifat yang tidak baiknya. Karena itu, jemaah haji merenung, mengintrospeksi, dan berkontemplasi di Arafah untuk mencoba memperbaiki diri dengan mengenal Allah lebih dekat dan mengenal diri sendiri sehingga mampu menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT.

“Di Muzdalifah pun demikian, merenungkan berkomitmen untuk melepaskan semua sifat buruk itu sehingga dilempari di jamarat yang telah dilakukan itu, baik Aqabah, Ula ataupun Wustho. Puncaknya di Muna. Disebut dengan Muna karena kita berharap menjadi pribadi lebih baik lagi setelah merenung dua sampai tiga hari,” ujarnya, dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Jumat (13/6/2025).

“Di hari pertama kita menemukan faktor yang menyebabkan saya kurang baik, kurang dekat dengan Allah. Maka dilontar itu, dijauhkan itu dengan harapan sirna dan punahlah semua sifat-sifat yang tidak baik itu,” lanjutnya.

Setelah rangkaian itu, maka selanjutnya adalah tawaf ifadah. Pada rangkaian ini jemaah haji bertakwa dan bersyukur kepada Allah karena telah diberikan kekuatan sehingga mampu melepaskan sifat-sifat yang kurang baik dan terjadilah perubahan pada diri kita.

“Sifat yang muncul berubah baik setelah buruknya tanggal, solehnya muncul. Salahnya hilang. Itulah birrun. Ketika melekat pada diri kita, maka berubah dari kata birrun menjadi mabrur. Itulah yang disebut dengan haji mabrur. Haji yang mampu mengubah karakter, sifat, dan sikap menjadi lebih baik dari sebelum dia berhaji,” tambahnya.

Harapan UAH

Karena beberapa hal di atas, UAH berpesan agar jemaah haji memastikan saat pulang ke Tanah Air bahwa nilai-nilai kemuliaan itu telah dicapai. Perubahan karakter itu telah menjadi lebih baik. 

UAH menyayangkan apabila investasi yang tinggi, perjuangan harta benda, fisik, air mata, dan segala hal yang telah diperjuangkan itu tidak bernilai karena tidak ada perubahan kebaikan kembali.

“Sangat disayangkan bila investasi yang tinggi, perjuangan harta benda, fisik, air mata, dan segala hal yang telah diperjuangkan itu tidak bernilai karena tidak ada perubahan kebaikan ketika kembali,” pungkasnya.

Wallahu a'lam.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |