Potensi Perang Papar IHSG, Investor Wajib Cermati Hal Ini

2 days ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan, Jumat (20/6/2025).

Pada akhir perdagangan sesi pertama IHSG memangkas pelemahan dan tercatat mengalami koreksi 0,72% atau turun 50 poin ke 6.918,24. Pada perdagangan intraday pagi ini indeks sempat melemah hingga 1,36% ke level 6.873,72.

Mayoritas sektor perdagangan terkoreksi, kecuali sektor teknologi dan energi yang terapresiasi tipis. Sementara itu sektor properti, utilitas dan barang baku menjadi yang tertekan paling dalam hari ini.

Secara spesifik saham big caps dan perbankan masih menjadi pemberat utama kinerja IHSG, sedangkan sejumlah saham konglomerat tercatat mengalami penguatan.

Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, pelemahan pasar saham Tanah Air disebabkan oleh sejumlah faktor. Berbagai ketidakpastian global yang masih tinggi akibat dinamika negosiasi tarif resiprokal AS serta konflik di Timur Tengah membuat bank sentral dunia mengambil keputusan yang cukup membuat investor gelisah.

"Secara teknikal, IHSG terus berada dalam fase bearish consolidation, mengingat Stochastics K_D dan RSI masih negatif," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (20/6).

Bank sentral seperti The Fed, BoE, maupun BI khususnya, menetapkan kebijakan dalam mempertahankan suku bunga acuan, serta merevisi proyeksi ekonomi kedepannya.

Sementara itu, market berekspekasi akan adanya pembicaraan antara AS serta Uni Eropa dengan Iran pada Jumat ini, yang diharapkan mampu terjadinya de-eskalasi konflik kedepan.

"Apalagi Eskalasi konflik Iran dan Israel berpotensi berdampak serius pada sektor industri manufaktur nasional khususnya, akibat lonjakan biaya produksi, gangguan logistik global, dan terganggunya rantai pasok bahan baku," sebutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus. Menurutnya, potensi perang sangat mempengaruhi keputusan investor lantaran tensi geopolitik semakin besar karena ada kemungkinan Trump akan ikut bermain dalam serangan terhadap Iran. Trump juga akan memberikan keputusan dalam kurun waktu 2 Minggu.

"Apabila Amerika ikutan bermain, hal ini berpotensi mengakibatkan tekanan yang jauh lebih lebar bagi prospek pertumbuhan ekonomi global dan eskalasi yang lebih besar. Hal ini membuat pelaku pasar dan investor menjadi khawatir selama 2 Minggu ke depan," jelasnya.

Kecemasan tersebut membuat pelaku pasar dan investor ragu selama dua minggu kedepan, sehingga membuat mereka cenderung wait and see.

"Sehingga sentiment yang seharusnya positif, berubah menjadi negative hal ini yang membuat pelaku pasar dan investor juga merealisasikan keuntungannya atau me-realokasi asset ke obligasi," pungkasnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article IHSG Melesat 0,73% Ditopang Kinerja Deretan Saham Ini

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |