loading...
Forum Indonesia–Japan Executive Dialogue 2025, digerakkan oleh Rachmat Gobel, Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia–Jepang (PPIJ), yang telah puluhan tahun menjadi mitra terpercaya Jepang di Indonesia. Foto/Dok
JAKARTA - Jepang telah menjadi salah satu mitra strategis investasi utama Indonesia selama hampir tujuh dekade, dengan catatan konsisten berada di jajaran atas negara investor asing. Tercatat sepanjang periode 2010-2024 nilai kumulatif realisasi investasi Jepang menempati peringkat kedua sebagai negara mitra investasi Indonesia dengan angka persentase rata-rata tumbuh (growth) diatas 20% (2010-2024).
Hal tersebut mencerminkan komitmen jangka panjangnya dalam memperkuat sektor industri, infrastruktur strategis, pengembangan teknologi, manufaktur Indonesia, hubungan diplomatik dan dukungan multilateral. Kemitraan Indonesia–Jepang terus menunjukkan konsistensi dan kedalaman hubungan melalui serangkaian kerja sama konkret serta dialog tingkat tinggi yang dilandasi kepercayaan, komitmen jangka panjang, dan kesamaan nilai.
Pada tahun 2020, Perdana Menteri Yoshihide Suga memilih Indonesia sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya setelah dilantik. Tradisi ini berlanjut dengan kunjungan Perdana Menteri Fumio Kishida ke Indonesia pada tahun 2022, yang menegaskan kesinambungan hubungan erat di tengah dinamika global.
Baca Juga: 65 Tahun Indonesia-Jepang: Perkuat Kerja Sama Transisi Energi
Komitmen ini kembali ditegaskan oleh Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang menjadikan Indonesia sebagai negara pertama dalam kunjungan bilateral resminya pada Januari 2025. Dalam pertemuan bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Bogor, keduanya membahas berbagai bentuk kerja sama strategis, mulai dari pertahanan, energi terbarukan, pertanian, hingga pengembangan sumber daya manusia.
Dari sisi Indonesia, sinyal positif juga ditunjukkan melalui diplomasi ekonomi aktif. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan CEO Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada Juli 2025 untuk memperkuat kembali kepercayaan investor, serta mendorong kemitraan baru di sektor manufaktur, energi hijau, dan infrastruktur strategis.
Dalam laporan resmi JBIC (Japan Bank for International Cooperation) Edisi Juli 2025, Survei Tahunan JBIC Tahun Fiskal 2024 mengenai Operasi Bisnis Luar Negeri Perusahaan Jepang menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-4 sebagai negara paling menjanjikan untuk pengembangan bisnis dalam jangka menengah (tiga tahun ke depan). Faktor pendukungnya meliputi: pasar domestik terbesar di ASEAN dengan hampir 280 juta jiwa, kedekatan geografis dengan Jepang, pertumbuhan ekonomi stabil yang ditopang infrastruktur dan digitalisasi, biaya produksi kompetitif, peluang transisi energi, serta bonus demografi hingga 2045.
Meski demikian, berdasarkan data resmi Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2024 tercatat sebesar USD3,46 miliar, turun sekitar 24,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi momentum strategis untuk mengintensifkan kembali kemitraan melalui kolaborasi yang lebih terarah dan jangka panjang.
Forum untuk Menyatukan Visi dan Peluang
Di tengah momentum tersebut, Indonesia–Japan Executive Dialogue 2025 hadir sebagai forum kepemimpinan tingkat tinggi untuk mempertemukan pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta, membahas peluang investasi, memperkuat kemitraan lintas sektor, dan membangun masa depan yang berkelanjutan.
Forum ini yang diselenggarakan pada 6 Agustus 2025, digerakkan oleh Rachmat Gobel, Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia–Jepang (PPIJ), yang telah puluhan tahun menjadi mitra terpercaya Jepang di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh pimpinan eksekutif tingkat atas lebih dari 55 perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia, memperkuat kredibilitas forum ini sebagai ruang dialog strategis antara dunia usaha dan pemerintah kedua negara.