RI Bisa Jadi Kiblat Eksositem Baterai EV di Dunia, Ini Buktinya

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimis bahwa Indonesia bisa jadi 'kiblat' ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Dunia. Hal itu didorong oleh ketersediaan bahan baku komponen baterai EV di.

Bahlil menegaskan, Indonesia memiliki tiga dari empat bahan baku komponen baterai kendaraan listrik. Diantarnya adalah nikel, mangan, dan kobalt terkecuali lithium.

"Sekarang kita tarik, apa, sih, yang menjadi daya tarik Indonesia? Untuk kemudian pikiran kita waktu itu adalah Indonesia harus menjadi salah satu kiblat dunia terhadap pembangunan ekosistem daripada baterai mobil," katanya di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Untuk mendorong terciptanya produk baterai EV di Indonesia, pemerintah berupaya untuk bisa mendapatkan pasokan lithium melalui impor yakni dari Australia. "Artinya, hanya ketidakwarasan kita sebagai rakyat dan pemerintah Indonesia yang tidak mau mengubah kiblat," ujarnya.

Meski akan mengimpor lithium dari Australia, Indonesia akan terus mendorong tren penggunaan nikel sebagai komponen utama pembuatan baterai. Hal itu juga sejalan dengan cadangan nikel di Indonesia yang melimpah.

Adapun, pertimbangan impor lithium dari Australia adalah karena berdekatan dengan Indonesia. Maka ini akan berimplikasi pada murahnya biaya transportasi.

Indonesia selama ini tercatat sudah mengimpor lithium dari Afrika. Dibandingkan dari Afrika, Australia terhitung lebih ekonomis dalam mengimpor lithium.

"Nah memang secara ekonomis, akan jauh lebih ekonomis dari Australia karena biaya transportasinya ada. Beberapa teman-teman pelaku usaha itu sudah mengambil tambang di sana," ujarnya di sela acara.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: RI Sambut Huayou sebagai Pengganti LG Dalam Proyek Baterai EV

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |