RI-Prancis: Kolaborasi Besar, Dorong Perdagangan dan Industri Pelayaran

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kerjasama Indonesia dengan Prancis menjadi sorotan penting bagi kedua negara. Khususnya Indonesia dan shipping industry di dalam negeri dalam hal perdagangan.

Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Anindya Bakrie pada acara Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta International Convention Center, Rabu (28/5/2025), menyampaikan pandangannya soal kedatangan Presiden Prancis, Emmanuel Macron ke Indonesia.

"Indonesia akan menandatangani kerjasama dengan European Union. Ini adalah blok yang sangat besar. Apa relevansinya untuk hari ini? Trade itu pasti akan diikuti oleh shipping industry" kata Anindya (28/5/2025).

"Entah dari sana ke sini, sini ke sana, sama saja. Jadi Indonesia juga mesti mengerti, dan tidak pernah mundur bahwa Indonesia punya rencana besar ke depan. Mencapai Indonesia emas," ujarnya.

Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie di acara Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta International Convention Centre (JICC), Senayan, Jakarta, Rabu (28/5/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie di acara Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta International Convention Centre (JICC), Senayan, Jakarta, Rabu (28/5/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Ketua Umum Kadin, Anindya Bakrie di acara Indonesia Maritime Week 2025 di Jakarta International Convention Centre (JICC), Senayan, Jakarta, Rabu (28/5/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia telah mencapai sekitar 26 kesepakatan kerja sama dengan Prancis. Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral dengan mengeluarkan deklarasi visi bersama untuk tahun 2050.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa total nilai kerja sama ini mencapai US$11 miliar atau sekitar Rp 179 triliun.

"Saya hitung total nota kesepahamannya, paling tidak US$11 miliar, Jadi itu betul-betul inti dari pidato kedua pemimpin kita yang akan membawa Indonesia dan Prancis ke tingkat selanjutnya. Tidak hanya antarpemerintah, tetapi juga antarpelaku usaha dan selanjutnya antarmasyarakat," ujar Airlangga dalam acara Indonesia-France Business Forum, Rabu (28/5/2025).

Airlangga menjelaskan bahwa jumlah Memorandum of Understanding terdiri dari 16 kesepakatan yang ditandatangani di Istana negara dan 10 lainnya dalam acara Indonesia-France Business Forum.

Perdagangan Indonesia dan Prancis

Data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukkan bahwa neraca perdagangan Indonesia terhadap Prancis mengalami defisit.

Pada 2024 saja, Indonesia mencatat defisit neraca perdagangan dengan Prancis sebesar US$532,40 juta, mengalami penurunan 14,80% dibandingkan defisit tahun sebelumnya yang mencapai US$738,60 juta.

Defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan Prancis terjadi karena beberapa faktor yang memengaruhi aliran ekspor dan impor kedua negara.

Salah satu penyebab utama adalah ketidakseimbangan dalam perdagangan, di mana Indonesia lebih banyak mengimpor produk dari Prancis dibandingkan dengan jumlah ekspor yang dikirim ke negara tersebut.

Barang-barang yang diimpor dari Prancis, seperti mesin, peralatan mekanis, produk farmasi, dan kendaraan bermotor, memiliki nilai yang cukup besar dalam perdagangan internasional.

Selain itu, kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Prancis turut berkontribusi pada peningkatan impor. Prancis merupakan salah satu mitra investasi utama bagi Indonesia, dengan nilai investasi yang signifikan di berbagai sektor, seperti industri mesin, elektronik, dan properti. Aliran investasi ini mendorong peningkatan impor teknologi dan barang dari Prancis, sehingga memperlebar kesenjangan perdagangan.

Indonesia saat ini tengah merundingkan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan Uni Eropa (IEU-CEPA) untuk meningkatkan akses pasar bagi produk ekspornya. Jika perjanjian ini berhasil disepakati, maka keseimbangan perdagangan antara Indonesia dan Prancis berpotensi membaik, sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas ke pasar Eropa.

Dengan kerjasama yang cukup banyak antara Indonesia dengan Prancis, maka diharapkan terjadi perdagangan yang efektif dan efisien dan saling menguntungkan bagi kedua negara termasuk shipping industry.

Industri pelayaran memiliki peran penting dalam perdagangan global karena sebagian besar barang yang diperdagangkan antarnegara diangkut melalui jalur laut. Kapal kargo memfasilitasi distribusi berbagai jenis produk, mulai dari bahan baku hingga barang jadi, sehingga memperlancar arus perdagangan internasional.

Selain itu, moda transportasi ini lebih efisien dari segi biaya dibandingkan dengan jalur udara, terutama untuk pengiriman dalam jumlah besar.

Industri ini juga berkontribusi pada konektivitas global dengan menghubungkan pasar di berbagai wilayah. Jalur pelayaran memungkinkan negara-negara mengimpor dan mengekspor barang dengan lebih mudah, sekaligus menjaga stabilitas rantai pasok. Keberadaan kapal kargo memastikan ketersediaan barang meskipun terjadi gangguan dalam sistem perdagangan internasional.

Dari perspektif ekonomi, sektor pelayaran memberikan dampak yang signifikan dengan menciptakan banyak lapangan kerja di bidang operasional pelabuhan, konstruksi kapal, dan layanan logistik.

Selain itu, peningkatan ekspor melalui jalur laut turut mendorong pertumbuhan ekonomi negara serta pengembangan sektor industri lainnya. Seiring dengan bertambahnya volume perdagangan internasional, industri pelayaran terus beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan logistik yang semakin kompleks.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |