Warning! Harga Minyak Naik Akibat Konflik Timur Tengah Bisa Tekan APBN

2 days ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan harga komoditas minyak dunia akibat konflik geopolitik di Timur Tengah dinilai berpotensi memberikan tekanan besar terhadap APBN.

Head of Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dendi Ramdani menjelaskan sensitivitas fiskal Indonesia terhadap kenaikan harga minyak sangat tinggi.

Ia menjelaskan berdasarkan analisis Kementerian Keuangan, setiap kenaikan US$ 1 per barel akan meningkatkan biaya subsidi energi sebesar Rp 6,9 triliun.

"Jadi bisa dibayangkan kalau naik US$10 itu hampir Rp 69 triliun terus kemudian ke US$20 ya berarti hampir Rp 140 triliun, dan itu tentu akan berdampak nanti ke defisit," ujar Dendi dalam acara Squawk Box, CNBC Indonesia, Jumat (20/6/2025).

Dendi menjelaskan, walaupun biasanya pemerintah menyalurkan kompensasi dan menjaga cash flow, perusahaan BUMN seperti Pertamina dan PLN akan terdampak.

"Cashflownya itu bebannya di BUMN, tapi secara umum itu tentu akan meningkatkan harga minyak biaya domestik, dan itu berdampak pada biaya belanja subsidi pemerintah," ujarnya.

Menurutnya, antara pemerintah, BUMN dan masyarakat harus ada pembagian beban. Pasalnya, pemerintah juga sedang menghadapi masalah yang tidak mudah. Yakni penurunan penerimaan pajak.

"Kalau ada beban yang terus meningkat, saya pikir harus ada pembagian beban antara pemerintah dan juga masyarakat supaya juga lebih mengubah perilaku masyarakat juga, mengurangi konsumsi atau juga naik kendaraan umum dan seterusnya," ujarnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Anggaran Subsidi BBM-LPG Sudah Tersedot Rp10,6 T di Awal 2025

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |