50 Juta Dosis Obat Kuat hingga Obat Diet Palsu Disita dari Pasar Gelap

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepolisian di seluruh dunia berhasil menyita obat palsu atau tidak disetujui senilai US$ 65 juta atau sekitar Rp 1 triliun dalam operasi besar internasional. Hal ini dilakukan untuk mengatasi banjir obat palsu murah yang dijual secara daring.

Menurut Organisasi Kepolisian Kriminal Internasional (Interpol), yang mengoordinasikan operasi tersebut pada Desember hingga Mei, otoritas di 90 negara termasuk 16 negara di Uni Eropa telah menyita 50,4 juta dosis obat palsu, bermerek tapi palsu, tidak disetujui, atau diselewengkan.

Mengutip Euronews, di Eropa banyak penyitaan dilakukan untuk obat penurun berat badan dan suplemen peptida palsu atau tidak disetujui, yang menurut Interpol mencerminkan melonjaknya popularitas obat-obatan kosmetik dan obat kuat.

Obat-obatan ini dijual secara daring dan di media sosial sehingga polisi kesulitan untuk mengatasinya, kata Alfonso Mejuto Rodríguez, asisten direktur sementara jaringan kriminal Interpol, kepada Euronews Health.

"Bahkan tidak perlu masuk ke dark web [karena] ada banyak iklan online," kata Rodríguez.

Obat-obatan tersebut dipasarkan dengan klaim baik untuk kesehatan, namun tidak jelas apa saja kandungannya.

"Itulah risikonya bagi kesehatan manusia, karena saat Anda membelinya, Anda tidak benar-benar yakin apa saja kandungannya," papar Rodríguez.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Obat-obatan Eropa (EMA) telah memperingatkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa pasar gelap sedang marak untuk semaglutida palsu, yakni bahan aktif dalam obat anti-obesitas dan diabetes yang sangat laris seperti Ozempic dan Wegovy.

Obat-obatan yang paling banyak disita

Menurut Interpol, obat-obatan terlarang yang paling sering disita adalah psikostimulan, obat anti-anxiety, dan obat-obatan untuk penyakit Parkinson, diikuti oleh obat-obatan disfungsi ereksi.

Obat-obatan palsu atau ilegal lainnya yang sering disita termasuk steroid anabolik, obat anti-merokok, agen dermatologis, suplemen kesehatan, produk herbal, dan obat-obatan psikotropika untuk kondisi kesehatan mental.

Polisi juga menyita obat penghilang rasa sakit opioid oxycodone di Bulgaria, Prancis, Irlandia, dan Swedia.

Penjualan obat palsu dapat berakibat fatal. Pada bulan Maret, seorang pria berusia 30 tahun meninggal setelah mengonsumsi obat pereda nyeri palsu di Belanda, dan bulan lalu, otoritas kesehatan di Denmark memperingatkan bahwa obat tersebut juga beredar di sana.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |