Apa yang Terjadi di Otak Orang Pemalas? Ini Kata Ilmuwan

2 days ago 7

Jakarta -

Malas terjadi ketika seseorang mampu melakukan sesuatu yang harus dilakukan, tapi enggan melakukannya. Dalam beberapa kasus, tugas akhirnya dikerjakan asal-asalan, mengalihkan diri pada hal lain yang ringan, atau bahkan diam sama sekali.

Dengan kata lain, malas terjadi ketika motivasi untuk menghindari usaha lebih besar daripada motivasi untuk melakukan hal yang benar atau diharapkan. Asumsinya, orang yang malas sebenarnya tahu apa yang seharusnya dilakukan.

Kenapa Orang Bisa Malas?

Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang lebih suka bermalas-malasan, misalnya dari sisi psikologis dan kondisi otak seseorang. Begini penjelasan dari ahli:

Otak Pemalas

Dalam sebuah penelitian di tahun 2018, ahli dari University of British Columbia Kanada menemukan bahwa otak secara alami sebenarnya memang lebih suka malas. Dalam studi ini, peneliti merekrut sejumlah orang dewasa muda, menempatkan mereka di depan komputer, dan memberi kendali di layar.

Kemudian gambar-gambar kecil ditampilkan satu per satu, menggambarkan aktivitas fisik (berlari, olahraga) atau ketidakaktifan fisik (duduk, bersantai). Peserta diminta menggerakkan avatar secepat mungkin menuju gambar aktivitas fisik dan menjauh dari gambar ketidakaktifan fisik, dan sebaliknya.

Selama tes dilakukan, peneliti melakukan perekaman pada aktivitas otak mereka. Peserta umumnya lebih cepat bergerak menuju gambar aktif dan menjauhi gambar malas. Tapi hasil rekaman otak elektroensefalogram (EEG) menunjukkan untuk menghindari gambar malas, otak mereka harus bekerja lebih keras.

"Kita sudah tahu dari studi sebelumnya bahwa orang lebih cepat menghindari perilaku sedentari (malas) dan lebih tertarik pada aktivitas fisik. Hal yang menarik dari studi kami adalah kecepatan ini ternyata membutuhkan 'biaya' penggunaan sumber daya otak yang lebih besar," kata peneliti, Matthieu Boisgontier dikutip dari India Times.

"Hasil ini menunjukkan bahwa otak kita secara alami tertarik pada perilaku malas," lanjutnya.

Menunda-nunda seringkali dikaitkan dengan rasa malas. Sebuah penelitian di 2023 yang diterbitkan The International Journal of Indian Psychology mengungkapkan orang yang suka menunda-nunda memiliki koneksi otak yang lebih lemah antara insula dan korteks prefrontal.

Ini mengakibatkan kesulitan dalam mengatur sensasi internal (susah mengenali sinyal tubuh) dan mengendalikan impuls (dorongan spontan untuk melakukan sesuatu). Situasi ini membuat mereka sering merasa gelisah, tidak bisa membedakan lelah dan malas, hingga mudah terdistraksi atau menunda.

Korteks prefrontal pada otak bertanggung jawab atas fungsi eksekutif seperti perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol impuls. Kebiasaan menunda dapat diatasi dengan manajemen yang efektif terhadap perilaku-perilaku tersebut.

"Di sisi lain, amigdala berperan dalam memproses emosi, terutama rasa takut dan cemas, yang turut berkontribusi dalam terbentuknya kebiasaan menunda. Insula, bagian otak yang berfungsi merasakan dan mengatur sensasi tubuh dari dalam (interosepsi), juga terlibat dalam kebiasaan ini," tulis peneliti.

Perspektif Psikologi

Psikiater Neel Burton MA, MD menuturkan ada banyak faktor psikologis yang bisa memicu rasa malas. Misalnya rasa takut, keputusasaan, hingga tidak menemukan minat.

Berkaitan dengan rasa takut, menurutnya rasa malas itu bisa muncul akibat takut gagal atau bahkan takut sukses. Alih-alih menghadapi kemungkinan gagal, mereka lebih memilih untuk tidak mencoba sama sekali.

"Beberapa orang takut pada kesuksesan. Mereka merasa tidak layak atau takut akan tanggung jawab yang datang bersama keberhasilan. Akhirnya mereka menyabotase diri sendiri lewat kemalasan," katanya menyinggung soal orang-orang yang takut kesuksesan.

Menurutnya, ada juga banyak orang yang kehilangan semangat karena tidak bisa memahami tujuan atau dampak dari pekerjaan mereka. Ini juga belum ditambah faktor bahwa sebagian orang belum menemukan niatnya.

"Orang yang dianggap malas seringkali belum menemukan apa yang benar-benar ingin mereka lakukan, atau tidak bisa melakukannya karena suatu hambatan," sambungnya.

Cara Melawan Rasa Malas

Cara melawan rasa malas mungkin bisa bervariasi untuk setiap orang. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyingkirkan rasa malas:

  • Buat tujuan yang realistis untuk menghindari kewalahan.
  • Jangan menuntut kesempurnaan dari diri sendiri.
  • Berbicara positif untuk diri sendiri untuk motivasi.
  • Buat rencana aktivitas yang jelas.
  • Gunakan kekuatan dan keunggulan diri.
  • Hargai setiap pencapaian kecil yang bisa dilakukan.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan.
  • Hindari distraksi saat bekerja, misalnya dari sosial media.
  • Buat tugas yang membosankan menjadi menyenangkan.

(avk/tgm)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |