Diam-Diam Rusia Mau Latih China Lawan NATO, PD3 Selangkah Lagi?

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia berencana untuk melatih pasukan China mengenai cara menghadapi dan mengalahkan sistem persenjataan yang diproduksi oleh Amerika Serikat (AS) dan NATO. Hal ini terjadi saat hubungan Washington kepada Beijing dan Moskow memanas.

Mengutip laporan intelijen Ukraina, Kamis (26/6/2025), Rusia berniat membagikan pengalaman dan pengetahuannya kepada militer China. Tujuan dari pelatihan ini diduga untuk mempersenjatai Beijing dengan strategi dan taktik yang diperlukan untuk menghadapi persenjataan Barat jika terjadi konflik di masa depan.

"Kremlin telah memutuskan untuk mengizinkan personel militer China mempelajari dan mengadopsi pengalaman tempur yang diperoleh Rusia dalam perangnya melawan Ukraina," kata seorang sumber dari Direktorat Intelijen Pertahanan Ukraina kepada Kyiv Post.

"Dari 600 personel Tentara Pembebasan Rakyat China yang akan berlatih di pusat dan pangkalan militer Rusia, fokus khusus akan diberikan kepada spesialis pertahanan udara, insinyur, dan operator artileri dan tank."

Meskipun Beijing menampilkan dirinya sebagai pihak yang netral, para pemimpin NATO menyebut China sebagai "pendukung yang menentukan" bagi Moskow, dengan mengutip aliran ekspor China dan dukungan ekonomi yang telah menopang perang selama 40 bulan.

Uni Eropa telah memberikan sanksi kepada beberapa perusahaan China karena memasok komponen utama kepada produsen pesawat nirawak Rusia. Beijing membantah menyediakan senjata kepada kedua belah pihak dan bersikeras bahwa mereka mengontrol ketat ekspor barang-barang dengan aplikasi militer.

Meskipun Presiden AS Donald Trump berupaya untuk mengakhiri perang dan Ukraina menyetujui gencatan senjata penuh tanpa syarat lebih dari 100 hari yang lalu, Rusia terus melancarkan serangan besar-besaran, termasuk serangan udara di Kyiv pada Senin.

Alina Hrytsenko, seorang spesialis hubungan internasional yang bekerja di Kementerian Pertahanan Ukraina, mengatakan China masih membutuhkan Rusia sebagai sumber teknologi militer canggih di sektor-sektor tertentu. Ini khususnya untuk rudal, kapal selam, dan peperangan elektronik.

"Latihan militer di berbagai tingkat komando juga sangat mungkin akan terus berlanjut, karena Tentara Pembebasan Rakyat China ingin belajar dari pengalaman tempur Rusia yang diperoleh di Ukraina dan medan perang baru-baru ini," katanya


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Kekuatan Dunia Berebut Pengaruh di 'Ujung Dunia', NATO Cemas

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |