Kisah Hikmah : Imam Ahmad bin Hanbal dan Istighfar Tukang Roti

15 hours ago 5

loading...

Ulama besar pendiri mazhab Hanbali (murid Imam Syafii) ini, ternyata selalu dirindukan oleh seorang penjual (tukang) roti dan ada cerita menarik di baliknya. Foto ilustrasi/ist

Kisah hikmah yang terjadi antara Imam Ahmad bin Hanbal dan tukang roti ini menarik untuk disimak. Ulama besar pendiri mazhab Hanbali (murid Imam Syafi'i) ini, ternyata selalu dirindukan oleh seorang penjual (tukang) roti.

Alkisah, di masa akhir hidup Imam Ahmad bin Hanbal ini bercerita, "Suatu ketika (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tahu kenapa ingin sekali menuju ke salah satu kota di Irak (Bashrah).

Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat. Akhirnya Imam kelahiran Baghdad tahun164 Hijriyah itu berangkat menuju Bashrah. Dalam manaqibnya, beliau bercerita, "Pas tiba di sana waktu Isya', saya ikut salat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya pingin istirahat".

Begitu selesai salat dan jamaah bubar, Imam Ahmad pingin tidur di masjid, tiba-tiba Marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya "Kenapa syeikh, mau ngapain di sini?". Untuk diketahui, kata Syekih biasanya dipakai untuk 3 panggilan, bisa untuk orang tua, orang kaya ataupun orang alim (berilmu).

Dalam kisah ini, panggilan Syeikh adalah panggilan sebagai orang tua, karena sang marbot tidak mengenal Imam Ahmad, dia melihat beliau hanya sebagai sebagai orang tua yang layak dihormati.

Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya. Sosok Imam Ahmad di Irak sangat populer, semua orang kenal beliau, seorang ulama zuhud ahli hadis dan hapal sejuta hadis. Pada masa itu tidak ada foto sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal.

Kata Imam Ahmad: "Saya ingin istirahat, saya musafir". Sang marbot menanggapi, "Tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid".

Imam Ahmad bercerita, "Saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikunci pintu masjid. Lalu saya pingin tidur di teras masjid."

Ketika sudah berbaring di teras masjid, marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mau ngapain lagi syeikh?" Kata marbot. "Mau tidur, saya musafir," kata imam Ahmad. Lalu marbot berkata, "Di dalam masjid gak boleh, di teras masjid juga gak boleh". Imam Ahmad pun diusir.

Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual jual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian Imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot masjid.

Baca juga: Kisah Sahabat Nabi Abu Hurairah : Terus Berbakti Meski Ibundanya Musyrik

Ketika Imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh: "Mari syeikh, anda boleh menginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil". Kata imam Ahmad "baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk di belakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tidak memperkenalkan siapakah dirinya, hanya bilang sebagai musafir).

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |