OJK Mau Turunkan DP Multifinance dan Permudah Syarat Cicilan

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia — Industri multifinance dalam tekanan. Pertumbuhan piutang pembiayaan semakin menciut. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juni 2025, industri multifinance mencatat pembiayaan senilai Rp 501,83 triliun, naik 1,95% secara tahunan (yoy). Secara berurutan, sepanjang Januari–Mei 2025 pembiayaan tumbuh 6,04% yoy, 5,92% yoy, 4,6% yoy, 3,67% yoy, dan 2,83% yoy.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan industri multifinance dapat dikatakan masih tumbuh positif dan memiliki potensi bisnis yang baik. 

Kendati demikian memang ada beberapa tantangan, seperti kondisi global hingga tata kelola. Dia memperkirakan industri multifinance masih dapat tumbuh positif pada 2025, tetapi dengan pertumbuhan lebih rendah. Oleh karena itu menurutnya perlu mendorong penyaluran pembiayaan yang lebih besar.

Dalam rangka memberikan stimulus terhadap perusahaan multifinance, OJK tengah menyiapkan pelonggaran uang muka pembiayaan dan persyaratan fasilitas pendanaan. "Diharap ini mampu membuat pembiayaan multifinance berkembang dan mendukung ekonomi nasional," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan Juli 2025, Senin (4/8/2025).

Sebagai informasi, dalam POJK 35/2018, OJK telah mengatur bahwa perusahaan multifinance dengan NPF Neto untuk pembiayaan kendaraan bermotor lebih rendah atau sama dengan 1% boleh menerapkan ketentuan uang muka 0%, baik untuk mobil maupun motor. 

Sementara itu, untuk perusahaan dengan NPF neto 1%–3% harus menerapkan ketentuan uang muka paling rendah 10%. Multifinance dengan NPF 3%-5% diizinkan untuk menawarkan uang muka minimal 15%, sedangkan yang memiliki NPF lebih dari 5%, uang mukanya minimal 20%.

Adapun industri multifinance tertekan seiring dengan koreksi kinerja pada industri otomotif. Penjualan mobil pada paruh pertama tahun 2025 tercatat sebanyak 374.741 unit, ambruk 8,60% secara tahunan (yoy). Pada periode yang sama penjualan motor tercatat sebesar 3.104.629 unit, turun 2,09% yoy. 

Terpisah, sebelumnya Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengaku pembiayaan multifinance di sektor konsumtif tengah tertekan.

Dari segmen multiguna, Ketua Umum APPI Suwandi mengatakan, pembiayaannya hampir tidak mengalami pertumbuhan. Kondisi ini seiring dengan penjualan mobil yang lesu hingga semester I-2025.

Suwandi pun mengaku tidak akan merevisi target tahunannya. Pada awal tahun, APPI membidik penyaluran pembiayaan sebesar 8%-10%.

"Apa yang mau direvisi? ya sudah lah, nggak tercapai, ya kita mesti tahu mau direvisi-revisi terus juga susah nih tebaknya sekarang," kata Suwandi.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Badai PHK Belum Berakhir, OJK Beri Peringatan ke Industri Multifinance

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |