Jakarta -
Tubuh kehilangan air melalui berbagai proses biologis alam seperti berkeringat dan buang air. Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih cukup tiap hari membantu menggantikan cairan yang hilang dan menjaga fungsi organ tetap optimal.
Ada banyak sumber air yang bisa dikonsumsi, misalnya dari air tanah, sungai, atau air minum dalam kemasan. Muncul pertanyaan, bagaimana dengan air hujan? Apakah minum air hujan aman?
Berbicara Soal Air Hujan
Air apapun secara umum boleh diminum selama kondisinya bersih. Air hujan tidak selalu bisa langsung diminum, karena tidak semua air hujan itu bersih.
Kebersihan air hujan dipengaruhi oleh banyak faktor fisik dan lingkungan sehingga dengan cepat mengubah air yang bersih menjadi kotor dan berbahaya untuk kesehatan. Air hujan bisa saja mengandung parasit dan bakteri berbahaya.
Air hujan yang jatuh di wilayah dengan polusi tinggi atau berkontak dengan kontaminan seperti kotoran hewan dan logam mungkin juga tidak layak dikonsumsi manusia.
"Oleh karena itu, tidak disarankan untuk mulai mengumpulkan dan minum hujan kecuali kamu benar-benar yakin air tersebut telah bersih dan aman untuk dikonsumsi manusia," kata ahli gizi Ansley Hill, RD dikutip dari Healthline, Minggu (6/7/2025).
Tips Mengonsumsi Air Hujan
Berbagai faktor dapat memengaruhi kualitas air hujan yang ingin dikonsumsi. Jenis bakteri, virus, atau parasit tertentu dapat dihilangkan dengan cara merebus air hujan terlebih dahulu. Tapi, dalam beberapa kasus air hujan mungkin tetap memerlukan perlakuan kimiawi dulu sebelum benar-benar aman untuk diminum.
"Untuk menghilangkan kontaminan kimia seperti logam berat, Anda mungkin juga perlu menggunakan sistem penyaringan air," sambung Ansley.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), air hujan yang dikumpulkan untuk air minum harus disaring, desinfeksi, dan pengujian secara berkala.
Sebuah penelitian di Universitas Ibn Khaldun pada 2023 membagikan salah satu cara untuk membuat alat filtrasi air hujan sederhana. Alatnya menggunakan botol bekas air minum besar sebagai alat penyaring, pasir silika 4-30 mesh, zeolit ukuran 5-30 mm, karbon aktif, dan spons sebagai sistem filtrasinya.
Pasir silika berfungsi untuk menyaring lumpur dan partikel kasar, zeolit untuk menyerap logam seperti kapur dan partikel halus, karbon aktif untuk menghilangkan bau dan kontaminan organik, dan kapas untuk menyaring endapan halus dan membuatnya jernih.
Air hujan yang sudah ditampung dan dimasukkan ke dalam sistem filtrasi, bisa direbus untuk menghilangkan patogen.
Air yang sebelumnya keruh dan berbau, menjadi jernih dan tidak berbau setelah proses penyaringan. Tidak hanya membersihkan air, sistem filtrasi tersebut juga menurunkan kadar zat besi.
"Zeolit atau kerikil dapat menyaring kotoran berukuran besar seperti butiran tanah,lumut dan lain-lain, pasir dan kapas berfungsi menyaring kotoran berukuran kecil, selain itu juga dapat menghilangkan bau yang terkandung di dalam air," tulis peneliti.
Apakah Minum Air Hujan Ada Manfaatnya?
Ada banyak klaim soal manfaat kesehatan dari hujan, tapi hal tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Meski minum air hujan bersih bisa menjadi cara sehat untuk menghidrasi tubuh, itu tidak memberikan manfaat kesehatan yang lebih besar dibanding air minum bersih dari sumber lain.
Salah satu klaim soal air hujan adalah air ini bersifat lebih basa dibandingkan air ledeng, sehingga dapat menjaga pH darah tetap basa. Namun, makanan atau minuman apapun sebenarnya tidak mengubah pH darah secara signifikan.
Air hujan sebenarnya juga malah cenderung asam. Air hujan bahkan bisa lebih asam jika dikumpulkan di wilayah dengan polusi udara tinggi.
"Klaim populer lainnya mengenai manfaat kesehatan dari minum air hujan meliputi peningkatan pencernaan dan pengeluaran limbah tubuh yang lebih efisien. Namun, kedua manfaat ini merupakan ciri dari konsumsi air bersih pada umumnya, bukan manfaat khusus dari air hujan," tandas Ansley.
(avk/up)