Jakarta -
Pada 2025, diperkirakan lebih dari 600 ribu orang akan meninggal karena kanker di Amerika Serikat (AS). Tetapi, di antara jumlah tersebut, ada beberapa yang tidak tahu bahwa mereka mengidap kanker.
Baru-baru ini, seorang ahli patologi menemukan beberapa orang yang tanpa sadar meninggal karena penyakit mematikan tersebut. Dr Wolfe, yang telah melakukan banyak autopsi membagikan tiga kisah dari beberapa bulan terakhir.
Dalam video, ia menceritakan telah melakukan beberapa autopsi dari kelompok usia yang berbeda. Dr Wolfe menemukan bahwa penyebab kematian mereka bukanlah seperti yang awalnya dipikirkan oleh para dokter.
1. Pasien Pertama
Ia mulai membahas salah satu pasiennya, seorang pria yang mengeluhkan batuk kronis sebelum ia meninggal. Dokter menduga penyebab kematiannya adalah kebiasaan merokoknya.
"Akhirnya kondisinya menjadi sangat parah, sampai-sampai dia tidak bisa berhenti batuk. Sekarang dia batuk darah, dibawa ke UGD dan tim medis melakukan CT scan yang menunjukkan bahwa paru-parunya benar-benar putih," terang Dr Wolve yang dikutip dari Daily Mail, Minggu (6/7/2025).
"Dia kemudian mengalami gejala dan meninggal. Jenazahnya sampai ke meja autopsi dan saya mendapati dia mengidap pneumonia yang parah, salah satu pneumonia terburuk yang pernah saya lihat," lanjutnya.
Namun, saat Dr Wolfe memeriksa bagian paru-parunya, dia menyadari alasan lain yang menjadi penyebab meninggalnya pasien tersebut.
"Itu karena ada kanker, karsinoma sel kecil di paru-paru yang membungkus saluran napas. Jadi, yang terjadi adalah tumor itu tumbuh ke saluran napas dan menutup saluran napas, sehingga menyebabkan pneumonia pasca obstruktif sekunder akibat keganasan," jelas Dr Wolve.
Dr Wolve menjelaskan bahwa pneumonia bukanlah penyebab kematian pasien itu, tetapi 'titik akhir' dari penyebab sebenarnya, yakni kanker.
"Tanpa tumor kanker yang menyumbat saluran napas, Anda tidak akan mengalami pneumonia," tambahnya.
2. Pasien Kedua
Dr Wolve memberikan contoh lain yaitu pasien pria berusia awal 20-an yang mengalami sakit perut selama berbulan-bulan, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam. Tetapi, ia menolak pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisinya.
"Kemudian rasa sakitnya menjadi begitu hebat, sehingga ia akhirnya pergi ke UGD dan mereka mengira itu adalah semacam radang usus buntu atau organ yang pecah," bebernya.
Sayangnya, pemuda itu bahkan tidak berhasil mencapai CT scan dan akhirnya meninggal. Nyawa pemuda itu tidak bisa diselamatkan.
Ketika pasien tersebut dibawa kepadanya untuk melakukan autopsi, Dr Wolve mendapati pasiennya dipenuhi kanker.
"Saya membedahnya dan menemukan kanker pada hampir setiap organ dari tulang selangka hingga panggulnya, juga di dinding perut dan omentum (jaringan yang menutupi usus)," kenangnya.
Dr Wolve mengatakan kematian pasien pria itu karena kasus limfoma non-Hodgkin. Menurutnya, beban tumor menjadi sangat tinggi, sehingga mengacaukan elektrolit pasien dan kemudian mengalami aritmia jantung.
3. Pasien Ketiga
Pasien terakhir adalah seorang pria berusia 65 tahun yang memiliki gejala kanker usus. Tetapi, ia meninggal sebelum sempat menjalani kolonoskopi.
"Saya (melakukan) autopsi untuk menentukan penyebab kematian dan ternyata ia benar-benar menderita kanker usus besar stadium empat yang telah menyebar luas ke seluruh perutnya, dan juga ke paru-parunya dan pada dasarnya telah tumbuh melalui dinding usus besar," ungkap Dr Wolve.
Menurut Healthline, tidak ada jangka waktu pasti seseorang dapat mengidap kanker tanpa menyadarinya. Bahkan, beberapa kanker dapat muncul selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum terdeteksi.
(sao/kna)