Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan saat Kurban, Begini Kata Dokter

1 week ago 16

Jakarta -

Daging kurban bukan satu-satunya yang dinantikan dalam perayaan Idul Adha. Bagian yang tak kalah dinanti adalah jeroan atau organ dalam.

Pada dasarnya, organ memiliki banyak manfaat kesehatan, melebihi daging otot yang umum dikonsumsi.

Apa Itu Jeroan?

Jeroan atau organ dalam adalah bagian lain dari hewan selain daging otot, termasuk:

  • Darah, tulang, dan kulit
  • Otak
  • Jantung
  • Ginjal dan hati
  • Usus dan babat (lapisan lambung)
  • Pankreas dan timus
  • Lidah

Ahli gizi Julia Zumpano, RD, LD, mengatakan organ atau jeroan mengandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin A untuk membantu penglihatan dan sistem kekebalan tubuh, vitamin D yang baik untuk sistem kekebalan tubuh dan kesehatan tulang, vitamin E untuk melindungi sel dari kerusakan, vitamin K2 untuk kesehatan tulang, vitamin B6 dan B12 untuk mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat, serta selenium, magnesium, dan zink, maupun riboflavin.

Adapun kandungan vitamin dan mineralnya bervariasi tergantung pada jenis organ dan hewan sumbernya.

"Bagi kebanyakan orang, daging organ merupakan tambahan bergizi untuk diet jika dikonsumsi dalam jumlah sedang," imbuhnya dikutip dari Dikutip dari Cleveland Clinic, Sabtu (7/6/2025).

Bahaya Konsumsi Jeroan Berlebihan

Meski memiliki manfaat, jeroan atau organ dalam tak boleh dikonsumsi secara berlebihan lantaran bisa memicu dampak pada tubuh. Berikut penjelasannya.

1. Peningkatan Asam Urat

Dokter spesialis penyakit dalam dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Ray Rattu, SpPD, mengatakan konsumsi jeroan yang berlebihan bisa memicu peningkatan kadar asam urat atau uric acid di dalam tubuh.

Menurut dr Ray, jeroan mengandung protein dan purin yang tinggi. Ketika protein dengan kadar purin tinggi ini dicerna tubuh, akan dipecah menjadi energi dan sisa metabolisme berupa asam urat.

"Asam urat atau uric acid itu adalah hasil metabolisme terhadap protein yang mengandung kadar purin yang tinggi, sehingga hasil metabolismenya berupa asam urat," ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/5/2025).

Menurutnya, kandungan purin dalam jeroan memang tidak setinggi kacang-kacangan, namun tetap signifikan.

Konsumsi jeroan secara berlebihan bisa menyebabkan kadar asam urat meningkat drastis, baik pada orang dengan kadar normal maupun mereka yang sudah memiliki riwayat kadar asam urat tinggi.

"Yang normal bisa menjadi tinggi, yang sudah tinggi bisa makin tinggi sekali. Itu memang harus dihindari," tegasnya.

2. Mengandung Kolesterol Tinggi

Jeroan umumnya aman dikonsumsi dalam jumlah sedang oleh kebanyakan orang. Namun, organ atau jeroan juga mengandung kolesterol dan lemak jenuh tinggi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

"Jika Anda memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak," kata Zumpano.

3. Kelebihan Vitamin A dan Zat Besi

Mengonsumsi vitamin A dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan cacat lahir. Karena jeroan mengandung vitamin A dalam kadar tinggi, ibu hamil disarankan untuk menghindarinya. Selain itu, jeroan juga kaya akan zat besi, yang bisa menjadi masalah bagi individu dengan gangguan kelebihan zat besi.

Anak-anak pun memerlukan vitamin A dan zat besi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan orang dewasa, sehingga konsumsinya perlu dibatasi dan diberikan dalam porsi yang lebih kecil.

4. Fatty Liver atau Penyakit Hati Berlemak

Sebuah penelitian besar terhadap orang dewasa menemukan, mengonsumsi jeroan dapat sedikit meningkatkan risiko terkena fatty liver atau penyakit hati berlemak nonalkohol. Namun, para peneliti merekomendasikan studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi temuan ini.

Sebagai langkah pencegahan, individu dengan diabetes tipe 2 dan kolesterol tinggi, dua faktor risiko penyakit hati berlemak nonalkohol, sebaiknya mempertimbangkan untuk menghindari konsumsi jeroan atau organ.

5. Kanker Kandung Kemih

Sebuah tinjauan terhadap beberapa penelitian menemukan, mengonsumsi organ atau jeroan secara teratur dapat meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut (termasuk penelitian berskala besar). Jika memiliki riwayat infeksi kandung kemih, merokok, atau memiliki faktor risiko lainnya, batasi konsumsi jeroan.


(suc/tgm)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |