Bocoran Penentuan Nasib Gaza, Israel-Hamas Siap Gencatan Senjata?

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pejabat senior Israel mengatakan pada Rabu (10/7/2025) bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Hamas berpotensi tercapai dalam satu hingga dua pekan ke depan. kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke Washington.

Pernyataan tersebut disampaikan secara anonim oleh pejabat Israel yang mendampingi Netanyahu dalam pertemuan penting dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan tim penasihatnya.

"Jika kedua pihak menyetujui proposal gencatan senjata selama 60 hari, Israel akan menggunakan waktu itu untuk mengusulkan gencatan senjata permanen yang mengharuskan Hamas melucuti senjata," kata pejabat tersebut, dilansir Reuters.

"Jika Hamas menolak, kami akan lanjutkan operasi militer di Gaza."

Pernyataan ini memperjelas sikap Israel bahwa mereka tetap terbuka terhadap penyelesaian damai, namun dengan syarat yang keras terhadap kelompok militan Palestina tersebut.

Adapun kunjungan Netanyahu ke AS berlangsung bersamaan dengan intensifikasi peran diplomatik AS di Timur Tengah. Trump bertemu dengan Netanyahu dua kali dalam dua hari terakhir, membahas proposal gencatan senjata yang sedang difasilitasi oleh Washington setelah perang Gaza berkecamuk selama 21 bulan.

Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengungkapkan bahwa perundingan sedang mendekati titik temu. Dalam rapat kabinet pada Selasa, ia mengatakan bahwa kesepakatan yang diharapkan akan mencakup pembebasan 10 sandera hidup dan 9 sandera yang telah meninggal dunia.

Trump sebelumnya memperkirakan bahwa kesepakatan bisa tercapai minggu ini, bahkan sempat memicu spekulasi akan adanya pengumuman sebelum Netanyahu kembali ke Israel pada Kamis. Namun pada Rabu, Trump merevisi perkiraannya dan mengatakan bahwa meskipun kesepakatan "sangat dekat", hal itu mungkin baru akan terwujud minggu ini atau minggu depan, "namun tidak pasti".

Sementara itu, seorang sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan bahwa empat hari pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas di Qatar belum menghasilkan terobosan berarti, terutama pada poin-poin krusial yang menjadi ganjalan selama ini.

Pejabat Israel yang memberikan keterangan kepada media di Washington enggan memerinci isi negosiasi yang sedang berlangsung.

Kunjungan Netanyahu ke AS juga terjadi setelah momen geopolitik yang menentukan: Presiden Trump memerintahkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran-Fordo, Natanz, dan Isfahan-sebagai bentuk dukungan terhadap Israel dalam perang singkat 12 hari melawan Iran bulan lalu.

Netanyahu secara terbuka berterima kasih kepada Trump atas bantuan militer tersebut. Presiden AS itu berulang kali menyatakan bahwa serangan udara AS "menghancurkan" ketiga situs nuklir itu, meskipun sejumlah ahli mempertanyakan tingkat kerusakan aktual dan memperingatkan bahwa Iran mungkin telah memindahkan sebagian stok uranium yang telah diperkaya sebelum serangan berlangsung.

Namun, pejabat intelijen Israel yang berada di Washington menyampaikan kepada media bahwa menurut informasi intelijen Tel Aviv, uranium yang diperkaya milik Iran masih berada di ketiga situs tersebut dan tidak dipindahkan.

Meski begitu, ia mengakui bahwa Iran mungkin masih memiliki akses terbatas ke fasilitas Isfahan, namun kemungkinan besar akan kesulitan memindahkan bahan nuklir dari lokasi itu.

Iran sendiri secara konsisten membantah bahwa mereka tengah mengembangkan senjata nuklir, dan menegaskan bahwa program nuklir mereka murni untuk tujuan damai.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Alasan Gencatan Senjata Tahap 2 Israel Hamas Terancam Gagal

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |