Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur DHL Global Forwarding Indonesia Nicholas Bongsosartono membeberkan kunci penting Indonesia untuk menarik perhatian investor di tengah persaingan melawan negara di ASEAN lain yang sedang naik daun.
Kunci yang bisa menjadi andalan bagi Indonesia untuk bersaing menurut Nicholas adalah regulasi yang stabil.
"Apa yang bisa Indonesia kontrol dari situ? Yang dikatakan adalah dari sisi regulasi dan kemudahan. Nah ini yang dilihat oleh para investor, regulasi di Indonesia sudah semakin stabil, makin diberikan kemudahan, itu yang kita syukuri. Dan sangat ditekankan kata-kata kestabilan. Pengusaha tidak suka kalau aturan berubah-berubah atau ada restriksi yang tiba-tiba diberikan tanpa komunikasi," cerita Nicholas saat menjadi narasumber dalam diskusi panel kepabeanan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Ahli Kepabeanan Indonesia (PERAKI) di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Cukai, Jakarta pada Rabu (23/7/2025).
Lebih lanjut, Nicholas menjelaskan bahwa stabilitas dari sistem, stabilitas dari regulasi untuk memudahkan mereka melakukan perencanaan. Perencanaan bisnis jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mereka berinvestasi di suatu negara.
Nicholas bercerita bahwa sebenarnya Indonesia tidak terlalu diuntungkan dari sisi geografis untuk perdagangan dibandingkan dengan Vietnam, Thailand, dan Singapura.
"Saya punya keberuntungan untuk ngobrol dengan beberapa customer. dia katakan seperti ini, Nick, kalau kita lihat secara geografis, Indonesia itu sebagai negara punya tantangan," kata Nicholas.
Nicholas memberi contoh andai perusahaan Indonesia akan mengirim barang ke Amerika Serikat, maka barang tersebut harus dikumpulkan dahulu di Singapura atau Vietnam baru kemudian dikirim ke AS.
"Dia bilang, karena kalau kita mengirimkan barang dari Indonesia, nggak pula ke Jakarta. Kita kirimkan ke Los Angeles, yaitu di pantai barat Amerika, itu kapal itu harus ke utara dulu, anggaplah ke Singapura atau ke Vietnam, baru dia menyeberangi samudera Pasifik sampai di Los Angeles," ucapnya.
Contoh lain Nicholas menceritakan jika ingin mengirim barang ke Eropa maka barang tersebut harus ke Singapura terlebih dahulu.
"Kalau dari Eropa, kalau mengirim barang ke Eropa, dari Jakarta Anda harus ke Singapura atau ke Tanjung Pelepas, baru barang-barang dikumpulkan dan dikirim ke Eropa. Itu adalah tantangan dari sisi geografis," terangnya.
Masalahnya adalah para perusahaan pengirim produk tersebut harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk transit dan pengiriman menjadi semakin panjang.
Hal ini yang membuat Vietnam dan negara ASEAN lainnya lebih dilirik oleh para investor.
"Waktunya lebih panjang dibandingkan kalau saya (customer yang bercerita dengan Nicholas) bangun pabrik saya di Vietnam, langsung tuh pakai mother vessel, berlayar ke Los Angeles," cerita Nicholas.
(ras/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raksasa Migas AS Chevron, Berhasrat Masuk Lagi ke RI