'Rojali' Tak Cuma Serbu Mal RI, Ecommerce Juga Jadi Korban

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia tengah mengalami tren 'Rojali' atau Rombongan Jarang Beli. Bukan hanya di mall, tren itu kabarnya telah masuk ke dunia ecommerce.

Hal ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Budi Primawan. Ia mengatakan trafik tinggi di e-commerce tidak menjamin transaksi juga tinggi. 

"Tren 'trafik tinggi tapi belanja tidak langsung' di e-commerce juga nyata," kata Budi kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/7/2025).

Ia mengatakan banyak konsumen kerap mencari produk dan membandingkannya. Namun, konsumen butuh waktu lebih lama untuk mempertimbangkan keputusan membeli atau checkout barang dari platform berlanja online.

"Banyak konsumen yang sering browsing, sering membandingkan, lalu menunggu promo atau pertimbangan sebelum checkout. Mirip dengan fenomena di mall," ungkapnya.

Industri Ecommerce RI Tumbuh Pesat

Kendati banyak Rojali di e-commerce, namun pertumbuhan belanja online masih akan bertumbuh pesat di Indonesia, menurut laporan The Paypers, mengutip data PCMI pada 2024.

Data PCMI pada 2024 mencatat nilai transaksi e-commerce mencapai US$75 miliar-US$46 miliar di sektor ritel. Adopsi e-commerce dinilai makin cepat karena beberapa hal, mulai dari festival belanja online seperti Harbolnas, ekspansi dompet digital dan pengenalan beragam fitur.

Diprediksi, pertumbuhan e-commerce tahunan (CAGR) di Indonesia akan mencapai 19% dari tahun 2027 hingga 2029. Pertumbuhan itu terjadi karena peningkatan infrastruktur digital, inovasi pembayaran, dan kepercayaan konsumen.

Banyak orang juga yang akhirnya beralih dari toko fisik. Laporan Jakpat 2024 dan survei YouGov mengungkapkan 40% penduduk Indonesia lebih sedikit mengunjungi toko fisik atau sangat menurun.

Sementara itu, lebih banyak orang yang berbelanja melalui smartphone (67% dengan nilai US$50,25 miliar) dibandingkan desktop (33% dengan US$24,75 miliar). Data yang serupa juga dilaporkan Jakpat dan YouGov yang menyebutkan 9 dari 10 orang Indonesia menggunakan smartphone untuk berbelanja online. Sementara itu 38% menggunakannya sebulan sekali dan 21% selama dua kali seminggu.

Ritel memimpin kategori e-commerce di tanah air sebesar 61% (US$45,8 miliar). Diikuti dengan travel (20%-US$15 miliar) dan aplikasi ride hailing dan pengiriman (9%-US$7 miliar).

Kategori lainnya adalah lainnya (5%-US$4,1 miliar), game (3%-US$2,2 miliar), layanan streaming (1%-US$0,6 miliar), dan Software-as-a-Service (SAA) sebanyak 1% (US$0,5 miliar).

Sementara untuk volume transaksi, kategori mode dan aksesori menempati peringkat tertinggi (16.3%). Berikutnya ada kesehatan dan kecantikan (14,3%) dan peralatan rumah tangga (10%). Selain itu ada juga makanan (6,9%) serta gadget dan aksesori (6,4%).


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sering Bikin Kurir Bingung, COD Akhirnya Diatur Pemerintah

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |