Cerita Pasien saat Didiganosis Gagal Ginjal Stadium 1-5, Begini Gejalanya

1 week ago 14

Jakarta -

Ginjal adalah organ penting yang bertugas menyaring limbah dan cairan ekstra dari tubuh. Organ ini juga membantu mengendalikan keseimbangan vitamin dan mineral, menjaga tekanan darah, hingga membuat hormon yang membantu tubuh memproduksi sel darah merah.

Ketika ginjal mengalami masalah atau kerusakan, fungsi tubuh dapat terganggu. Penyakit ginjal dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi ada beberapa faktor yang dapat merusak ginjal, seperti diabetes, hipertensi, obesitas, riwayat keluarga, hingga batu ginjal.

Berikut beberapa pengakuan pasien penyakit ginjal dari stadium 1-5 berserta gejala yang dialaminya:

Stadium 1

Pada tahap 1, ginjal masih berfungsi dengan baik. Dari hasil tes eGFR, untuk mengukur kinerja ginjal dan menyaring limbah atau darah, sekitar 90 atau lebih tinggi.

Namun, sejauh itu tidak ada tanda-tanda kerusakan ginjal. Ini mungkin termasuk protein dalam urine, darah dalam urine, batu ginjal, atau masalah lain yang ditemukan dalam tes medis.

Hal ini seperti yang dialami Lily yang berusia 12 tahun. Ia lahir dengan kelainan genetik yang menyebabkan masalah pada telinga dan fungsi ginjalnya.

"Lily didiagnosis dengan stadium awal penyakit ginjal kronis saat ia berusia enam tahun, setelah menjalani USG rutin. Ia sekarang berusia 12 tahuhn dan fungsi ginjalnya masih sama," terang ibu Lily, Asha, dikutip dari National Kidney Foundation.

"Kami telah mengambil banyak langkah untuk membantunya mempertahankannya. Ia memeriksakan ginjalnya setiap empat hingga enam bulan. Ia juga belajar cara memperhatikan perasaannya dan membuat pilihan yang baik untuk tubuhnya," sambungnya.

Dengan membuat pilihan gaya hidup yang baik, Lily dan orang tuanya dapat menekan risiko lebih rendah terhadap perkembangan penyakit ginjalnya.

Stadium 2

Orang dengan penyakit ginjal stadium 2 dapat mengalami tanda-tanda kerusakan ginjal selama tiga bulan atau lebih. Pasien pada stadium ini biasanya tidak mengeluhkan gejala.

Lukas (29) didiagnosis mengidap penyakit ginjal stadium dua saat berusia 14 tahun. Ia pergi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan akibat sengatan panas dan keluar dengan diagnosis penyakit ginjal.

Lukas tidak membiarkan diagnosisnya membuatnya putus asa, ia menggunakan sebagai motivasi untuk menjalani hidup sepenuhnya.

"Saya memutuskan untuk menggunakan diagnosis saya sebagai motivasi untuk menjalani setiap hari dengan kemampuan terbaik saya. Mengubah gaya hidup dan mengonsumsi semua obat itu tidak menyenangkan, tetapi itu menyelamatkan ginjal saya. Kami dapat mengetahui apa yang berhasil dan menyusun rencana," beber Lukas.

"Sekitar 15 tahun kemudian dan saya masih mengidap penyakit ginjal stadium dua dan mungkin lebih sehat daripada saat saya pertama kali didiagnosis," lanjutnya.

Stadium 3 (3a dan 3b)

Stadium 3a berarti kehilangan fungsi ginjal ringan hingga sedang. Gejalanya meliputi buang air kecil yang lebih banyak atau sedikit dari biasanya, kulit gatal, merasa lelah, mual, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan yang tidak disengaja.

Janet, salah satu pasien didiagnosis dengan penyakit ginjal stadium 2 saat dokternya menggunakan persamaan eGFR tipe lama. Wanita itu bersikeras untuk melakukan tes ulang saat dia mengetahui tentang rumus bebas tes yang baru.

Baru kemudian Janet diperiksa dengan jelas dan didiagnosis penyakit ginjal stadium 3a.

"Saya mengalami tekanan darah tinggi, penyebab utamanya penyakit ginjal. Saya juga mengidap anemia dan urine berbusa, keduanya merupakan indikator kesehatan ginjal saya yang menurun. Saya mendesak untuk melakukan tes ulang," kata Janet.

"Penentuan stadium yang tepat akan sangat memengaruhi pola makan dan pengobatan. Saya tidak takut untuk membela diri sendiri. Jika saya bukan orang yang sering mencari tahu tentang kondisi di internet atau tidak tahu tentang NKF, saya bisa saja lebih cepat sakit."

Dengan mengonsumsi obat yang diresepkan dan mengubah gaya hidupnya, Janet telah mempertahankan fungsi ginjalnya pada stadium 3a selama bertahun-tahun.

Beberapa pasien mungkin berkembang ke stadium 3b. Gejalanya meliputi:

  • Buang air kecil lebih banyak atau lebih sedikit.
  • Kulit gatal atau kering.
  • Merasa lelah.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Mati rasa atau bengkak di lengan, kaki, pergelangan kaki atau telapak kaki.
  • Nyeri otot atau kram
  • Sesak napas
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan selera makan

Stadium 4

Pada stadium 4, ginjal sudah kehilangan fungsinya dengan kondisi yang sangat parah. Di stadium 4 ini, orang-orang berada pada risiko tertinggi untuk mengalami gagal ginjal. Risiko penyakit jantung juga meningkat.

Jessica adalah salah satu pasien yang mengalami penyakit ginjal stadium 4. Setelah menjalani dialisis atau cuci darah darurat karena penyakit lupusnya yang kambuh, Jessica mulai mengubah gaya hidupnya.

Ia mengonsumsi makanan rendah asam, berolahraga, dan minum obat. Fungi ginjalnya pun membaik ke stadium 3 dan sempat berhenti dialisis. Tak lama, COVID-19 menyerang.

Fungsi ginjal Jessica memburuk setelah ia terinfeksi COVID-19 pada akhir tahun 2020. Pada Maret 2022, ia didiagnosis mengalami penyakit ginjal stadium 4.

"Saya menjalani operasi untuk membuat fistula di lengan kiri saya. Saya siap untuk dialisis di masa mendatang. Ini seperti naik turun, dan sekarang tengah menjalani kemoterapi untuk lupus saya karena tidak ada cara lain yang berhasil," tutur Jessica.

"Tetapi saya orang yang sangat positif. Saya akan terus berjuang dan yakin bisa mendapatkan transplantasi ginjal suatu hari nanti," tambahnya.

Stadium 5

Stadium 5 adalah gagal ginjal atau penyakit ginjal stadium akhir (ESKD). Pada stadium ini, ginjal bekerja kurang dari 15 persen dari kapasitas normalnya.

Seorang wanita bernama Christina didiagnosis dengan penyakit ginjal ringan saat masih remaja. Penyakit itu menjadi gagal ginjal setelah ia mengalami preeklamsia dan tekanan darah tinggi yang berbahaya saat ia hamil.

Christina mengalami gagal transplantasi sebanyak dua kali. Meski demikian, ia dan suaminya berusaha merawat anak-anaknya dengan baik.

Ketika tiba saatnya mulai dialisis lagi, ia memutuskan untuk mencobanya di rumah.

"Saya tidak diterima untuk menjalani hemodialisis di pusat perawatan. Mungkin tidak dapat menjalani transplantasi ketiga, tetapi tidak apa-apa. Hal yang paling saya sukai untuk dikatakan adalah, saya tidak hidup untuk menjalani dialisis. Saya menjalani dialisis untuk hidup," tegas Christina.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |