Jakarta -
Joshua Allard, seorang pria dari Oklahoma City, Amerika Serikat, menjalani tantangan hanya makan telur dalam lima hari. Bukan satu atau dua telur, ia menghabiskan 150 butir telur sebagai bagian dari eksperimen diet ekstremnya.
Pria berusia 25 tahun itu mengunggah video tersebut di YouTube pada 16 Juni 2025. Di dalam video, ia memperlihatkan sekotak telur berisi 15 lusin telur besar.
Allard makan lima kali dalam sehari, masing-masing terdiri dari sekitar setengah lusin telur, tanpa makanan atau suplemen lain. Pada akhir tantangan lima hari tersebut, ia merasa menjadi sangat kurus dan membagikan foto-fotonya yang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sangat ramping sehingga membuat penggemarnya terpukau.
"Yah, pertama, saya selamat. Saya tidak mati. Syukurlah untuk itu. Saya menjadi sangat, sangat kurus, tidak mengonsumsi kreatin atau suplemen apapun," beber Allard yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (24/6/2025).
"Saya bahkan tidak mengonsumsi suplemen vitamin D3 plus K, yang biasanya merupakan salah satu suplemen favorit saya, hanya telur (yang saya makan). Itu hampir menjadi kecanduan, gila," sambungnya.
Allard berspekulasi bahwa keinginan yang kuat itu mungkin disebabkan oleh defisit kalori yang dialaminya cukup signifikan. Tetapi, mengingat kandungan lemak pada telur yang tinggi, ia tidak yakin bahwa itu adalah penyebabnya.
Dampak mentalnya dari tantangan ini, Allard merasa dirinya seperti seekor beruang yang bersiap untuk hibernasi. Ia membandingkan dengan pola makan yang banyak mengandung telur dengan pola makan daging yang sangat tinggi lemak, protein sedang, dan tidak mengandung karbohidrat.
"Pada dasarnya begitulah yang saya rasakan, sangat, sangat lelah di malam hari," terang Allard.
"Saya tidur sangat nyenyak. Tingkat stres saya jauh, jauh, jauh menurun. Dan tubuh saya menjadi sangat ramping dalam waktu lima hari," lanjutnya.
Kini, Allard sudah tidak lagi makan 30 butir telur dalam sehari. Tetapi, ia masih suka makan telur karena seperti 'makanan super'.
Allard memuji telur karena lemak sehatnya yang sangat baik untuk hormon, kandungan proteinnya yang tinggi, serta asam aminonya. Makanan berprotein tinggi membantu tubuh membangun dan memperbaiki jaringan, seperti otot, tulang, kulit, dan rambut.
Sementara itu, mengonsumsi makanan yang mengandung asam amino membantu tubuh membangun otot, memecah makanan, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
"Makanan ini adalah salah satu makanan padat nutrisi terbaik yang ada. Jadi, saya sangat merekomendasikannya," ungkapnya.
Meski begitu, Allard tidak merekomendasikan orang lain untuk mengonsumsi 30 butir telur dalam sehari. Ia lebih menyarankan untuk mengonsumsi enam butir telur di pagi hari dan empat butir di malam hari untuk memberikan energi pada tubuh.
Namun, masalah terbesar dari tantangan ini adalah ia tidak mendapatkan sumber kreatin alami yang memasok energi ke otot dan meningkatkan kesehatan otak. Jadi, ia lebih merekomendasikan untuk mengonsumsi ikan dan daging merah yang kaya kreatin.
Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan seperti stroberi dan makanan lain seperti ubi jalar.
NEXT: Apa kata pakar soal tantangan ini?
Apa Kata Pakar soal Tantangan Ini?
Spesialis nutrisi dan diet di King's College London, Profesor Tom Sanders, menjelaskan bahwa telur mengandung 2 ribu kalori, 195 gram protein, 135 gram lemak yang 35 gram lemak jenuhnya, dan 10 gram kolesterol. Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi makanan yang kaya kolesterol tidak berbahaya.
Namun, mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan dapat berisiko, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi genetik tertentu.
"Itu dalam menyebabkan kolesterol LDL atau 'jahat' dalam darah meningkat," tegasnya.
Kolesterol LDL yang tinggi diyakini sebagai faktor risiko utama dalam penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Dalam video yang diunggah Allard, banyak warganet yang memberikan testimoni atau efek samping yang berbeda setelah mencoba tantangan makan telur tersebut. Meskipun tidak jelas apakah ini terjadi sebelum atau sesudah menonton video tersebut.
"Saya mencobanya dan setelah itu, saya mengalami diare," tulis seorang warganet.
"Saya mencobanya. Sayangnya saya terkena batu ginjal setelah seminggu melakukannya," tulis yang lainnya.
Terkait batu ginjal, Profesor Sanders mengungkapkan pendapatnya.
"Mengenai masalah batu ginjal, 1.000 mg kalsium tidak akan berpengaruh pada batu ginjal," pungkasnya.
Simak Video " Yang Harus Diperhatikan Ketika Olahraga di Bulan Ramadan"
[Gambas:Video 20detik]