Jakarta -
Meski tak selalu bergejala, Diabetes Mellitus (DM) juga bisa memicu keluhan tertentu yang muncul di pagi hari saat bangun tidur. Berbagai keluhan tersebut berkaitan dengan melonjaknya kadar gula darah di pagi hari.
Lonjakan gula darah atau hiperglikemia di pagi hari tersebut dikenal dengan istilah dawn phenomenon atau fenomena fajar, yang biasanya terjadi antara pukul 3-8 pagi. Pada saat itu, fluktuasi hormonal mempengaruhi kerja insulin dalam mengatur kadar gula darah.
Dikutip dari Cleveland Clinic, hiperglikemia di pagi hari juga bisa terjadi karena Somogyi Effect. Pada pengidap DM yang menggunakan insulin, terjadi lonjakan hormon di pagi hari yang memicu hiperglikemia setelah pada malam harinya mengalami hipoglikemia atau anjloknya kadar gula darah.
Dawn phenomenon umum dialami pengidap diabetes. Menurut sebuah studi, fenomena ini dialami 50 persen pengidap DM baik tipe 1 maupun tipe 2.
Bagaimana Mendeteksinya?
Cara paling akurat untuk mendeteksi peningkatan kadar gula darah adalah dengan pemeriksaan. Pada pengidap DM, pemeriksaan secara terus menerus selama 24 jam bisa dilakukan dengan Continuous Glucose Monitoring (CGM).
Berbeda dengan tes gula darah manual yang dilakukan dengan tusuk ujung jari (finger prick) sebelum tidur dan setelah bangun, CGM memungkinkan pemeriksaan secara berkelanjutan sepanjang malam. Karenanya, episode hipoglikemia atau anjloknya kadar gula darah pada malam hari bisa terdeteksi.
Gejala Diabetes di Pagi Hari
Pada dasarnya, diabetes mellitus tidak selalu bergejala sehingga screening atau pemeriksaan rutin penting dilakukan terutama jika punya faktor risiko. Kalaupun ada gejala yang muncul, seringkali tidak spesifik sehingga kerap kali terabaikan.
"Hasil Riskesdas itu 70 persen di antaranya nggak tahu bahwa dia ada gejala (penyakit diabetes) atau jadi ketahuannya kebetulan waktu dicek," kata dr Em Yunir, SpPD-KEMD, pakar diabetes dari RS Cipto Mangunkusumo dalam sebuah kesempatan.
Meski tetap harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan yang akurat, hiperglikemia saat bangun tidur di pagi hari pada pengidap diabetes mellitus juga dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut.
1. Polidipsia atau haus berlebihan
Polidipsia, istilah medis untuk rasa haus berlebihan, merupakan salah satu gejala umum pada diabetes mellitus. Rasa haus merupakan sinyal tubuh untuk mengimbangi lonjakan gula darah, sebab ginjal bekerja keras untuk menyerap kelebihan glukosa sehingga tubuh banyak kehilangan cairan.
2. Poliuria atau sering buang air kecil
Sama seperti polidipsia, poliuria atau sering buang air kecil juga merupakan tanda khas diabetes mellitus yang utamanya teramati pada malam dan pagi hari. Kondisi ini terjadi karena ginjal bekerja keras mengeluarkan glukosa.
3. Letih saat bangun tidur
Polidipsia dan poliuria sedikit-banyak dapat mengganggu kualitas tidur, sehingga pengidap diabetes mellitus bangun dalam kondisi tidak bugar. Selain itu, hiperglikemia juga membuat metabolisme glukosa sebagai sumber energi jadi tidak efisien.
4. Mulut kering
Mulut kering atau dry mouth merupakan tanda-tanda dehidrasi. Pengidap diabetes mellitus rawan mengalaminya karena cairan tubuh banyak terpakai untuk mengeluarkan kelebihan glukosa dalam darah.
5. Mata kabur
Dikutip dari Mayo Clinic, kadar gula darah tinggi dapat menarik cairan dari jaringan tubuh, termasuk dari jaringan lensa mata. Akibatnya, kemampuan untuk mengatur fokus terganggu sehingga pandangan jadi kabur.
6. Kebas dan kesemutan
Meski jarang, kebas dan kesemutan dapat terjadi di tangan dan kaki pada pengidap diabetes. Meningkatnya kadar gula darah menyebabkan kerja saraf terganggu.
7. Polifagia atau cepat lapar
Melengkapi polidipsia dan poliuria, polifagia atau cepat lapar merupakan 3 gejala khas pada diabetes mellitus. Cepat lapar dan sangat lapar merupakan sinyal tubuh yang menandakan kerja insulin yang tidak efektif dalam mengatur kadar gula darah.
Wajib Waspada dan Langsung Periksa
Diabetes Mellitus dapat tertangani dengan lebih baik jika terdeteksi sebelum muncul gejala, dan ini dimungkinkan lewat screening atau cek rutin. Namun jika telanjur mengalami gejalanya, maka disarankan untuk tidak menunda pemeriksaan agar dapat segera tertangani sebelum memicu komplikasi yang lebih fatal.
(up/up)