Mengenang 200 Tahun Perang Jawa, Perlawanan Diponegoro Vs Penjajah

1 day ago 5
CNBC Indonesia Lifestyle Foto Lifestyle

FOTO

M. Fakhriansyah, CNBC Indonesia

22 July 2025 11:40

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Mengenang 200 tahun Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830), Museum dan Unit Cagar Budaya mengadakan Pameran "NYALA: 200 Tahun Perang Dipenogoro". Perang Jawa merupakan salah satu peristiwa besar dalam perlawanan terhadap penjajah Belanda. (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Pameran dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Senin (21/7/2025). Fadli mengungkap pameran dibuat dalam rangka merawat warisan sejarah agar menjadi sumber inspirasi bagi generasi masa kini. (X/FadliZon)

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Melalui pendekatan visual, arstistik, dan interdisipliner, pameran dibuat bukan untuk menghadirkan narasi tunggal. Tim kurator mengungkap pameran harus menjadi ruang tafsir sejarah yang hidup dan bisa dimaknai berbeda oleh setiap generasi. (Dok. Galeri Nasional Indonesia)

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Pameran juga menampilkan narasi-narasi tersembunyi dari sekitar Pangeran Diponegoro. Mulai dari tokoh non-sentral, pengalaman rakyat, suara perempuan, hingga narasi sosio kultural. (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Karya ini berjudul "The Cock" dibuat oleh perupa dari Yogyakarta, yakni Yosep Arizal. Karya ini merefleksikan ketegangan budaya di balik Perang Jawa, khususnya penolakan Pangeran Diponegoro terhadap proyek kolonial (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Melalui struktur panel yang membentuk ritme seperti anyaman waktu, karya dari perupa asal Bali, Sutjipto Adi, menyajikan ketegangan emosional yang dihadirkan melalui repetisi garis, tekstur halus, dan benturan warna. (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Lukisan yang dibuat maestro pelukis Indonesia, Raden Saleh, ini menggambarkan ekspresi Diponegoro yang tegas dan menantang ketika ditangkap pemerintah kolonial. Karya dari tahun 1857 ini mematahkan pencitraan lemah dan pasrah yang sebelumnya dibuat pelukis kolonial. (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Seseorang pengunjung melihat karya dalam Pameran Nyala perang jawa di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (21/7/2025). (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)

Pameran NYALA:200 Tahun Perang Diponegoro dilaksanakan pada 22 Juli-15 September 2025 di Galeri Nasional Indonesia. Pameran melibatkan 26 perupa, sejarawan, dan kurator yang menghasilkan 33 karya dengan beragam bentuk. (CNBC Indonesia/M. Fakhriansyah)


Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |