Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali memberikan pembaruan terkait serangan Amerika Serikat (AS) ke tiga situs nuklir Iran. Hal ini disampaikan Senin, (23/6/2025).
Mengutip Al Jazeera, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, memperkirakan bahwa serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran telah menyebabkan kerusakan yang sangat signifikan. Hal ini nampak dari citra satelit.
"Kerusakan tersebut diperkirakan akan sangat signifikan. Hal ini disebabkan oleh muatan bahan peledak yang digunakan dan sifat sentrifugal yang sangat sensitif terhadap getaran," ujarnya.
Grossi juga menyebutkan bahwa fasilitas Natanz dan Isfahan, yang juga dibom oleh pesawat tempur AS dan rudal jelajah Tomahawk, berada dalam kerusakan. Di Natanz, serangan AS menghantam pabrik pengayaan bahan bakar.
Lalu, untuk di Isfahan, beberapa bangunan hancur, termasuk beberapa yang terkait dengan proses konversi uranium. Lalu, pintu masuk terowongan yang digunakan untuk menyimpan material yang diperkaya juga terkena dampak.
"Saya siap untuk segera berangkat ke Iran. Kita perlu terus bekerja sama meskipun ada perbedaan," tambah Grossi.
Insiden ini terjadi setelah serangkaian serangan udara antara Israel dan Iran selama lebih dari seminggu, yang telah menewaskan lebih dari 400 orang di Iran dan menyebabkan 24 korban di Israel. Meskipun demikian, IAEA juga melaporkan bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi yang terdeteksi di dekat lokasi yang menjadi sasaran serangan.
Hal serupa juga disampaikan pihak berwenang Iran, yang mengklaim bahwa tidak ada kontaminasi radioaktif atau radiasi nuklir yang terdeteksi.
Di sisi lain, Tariq Rauf, mantan pejabat IAEA, menyatakan bahwa kapasitas pengayaan nuklir Iran dalam jangka pendek telah rusak atau hancur. Namun, Iran masih memiliki sekitar 9.000 kg uranium yang diperkaya, dengan tingkat antara 2% hingga 60%, yang tidak diketahui keberadaannya.
"Pada suatu saat, IAEA perlu masuk dan kembali melakukan keseimbangan material untuk memastikan semua material ada di sana," kata Rauf.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Video: Netanyahu Ancam Lanjutkan Serangan Israel, Iran Siaga Penuh!