Rugi! Raksasa Otomotif Jepang Mau Tutup Pabrik-PHK 20.000 Pekerja

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrikan otomotif raksasa Jepang, Nissan Motor Co., diperkirakan akan menghadapi pengawasan ketat dari para pemegang sahamnya dalam rapat umum yang akan datang. Perusahaan yang sedang dilanda krisis ini akan menyajikan rencana pemulihan yang ambisius di tengah catatan kerugian finansial terparah dalam dua dekade terakhir.

Mengutip Reuters, Selasa (24/6/2025), saham perusahaan telah anjlok sekitar 36% selama setahun terakhir dan pembayaran dividen telah ditangguhkan. Nissan melaporkan kerugian bersih sebesar US$4,5 miliar pada tahun fiskal lalu, dan tidak ada jaminan bahwa perusahaan akan kembali mencetak laba tahun ini.

Nissan pun menolak memberikan proyeksi laba tahunan secara penuh, dan memperkirakan akan mengalami kerugian sebesar 200 miliar yen ($1,38 miliar) pada kuartal pertama.

Penurunan penjualan kendaraan secara global, termasuk di pasar penting seperti China dan bahkan di pasar domestik Indonesia, menjadi salah satu pemicu utama.

Untuk mengatasi kemerosotan ini, Nissan telah meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran yang dikenal sebagai "Re:Nissan". Rencana ini mencakup langkah-langkah drastis seperti penutupan tujuh lokasi produksi global, termasuk beberapa pabrik di Jepang dan Meksiko.

Selain itu, akan ada rencana pemangkasan sekitar 11.000 hingga 20.000 pekerjaan di seluruh dunia. Bahkan, beredar kabar bahwa kantor pusat global Nissan juga akan dijual sebagai bagian dari upaya efisiensi.

Para pemegang saham diperkirakan akan menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kinerja perusahaan dan menuntut akuntabilitas dari manajemen. Rapat ini akan menjadi platform krusial bagi jajaran direksi, termasuk CEO Nissan yang baru, Ivan Espinosa, untuk meyakinkan para investor bahwa strategi yang diusung akan mampu membalikkan keadaan dan mengembalikan profitabilitas perusahaan. 

Di tengah situasi yang sulit ini, Nissan berjanji akan fokus pada pengurangan biaya variabel, meningkatkan efisiensi produksi, dan mempercepat pengembangan kendaraan baru. Mereka juga menargetkan pengurangan waktu pengembangan kendaraan dari 37 bulan menjadi 30 bulan. Selain itu, Nissan berencana untuk lebih agresif dalam ekspansi kendaraan listrik (EV) dan mengembangkan model-model hybrid e-Power untuk mendorong penjualan, terutama di pasar seperti Indonesia di mana penjualan mereka terus menurun.

Seorang analis otomotif terkemuka, Kenji Tanaka, mengatakan bahwa rencana Re:Nissan terdengar menjanjikan di atas kertas, tetapi implementasinya akan menjadi kunci. Menurutnya, Nissan harus menunjukkan hasil nyata dalam waktu singkat untuk memulihkan kepercayaan pasar.

"Tantangan yang dihadapi Nissan tidak hanya datang dari internal, tetapi juga dari persaingan pasar yang semakin ketat, terutama dengan munculnya merek-merek China yang menawarkan harga kompetitif," tutur Tanaka.

"Pasar global berubah dengan cepat, dan Nissan harus lebih adaptif. Mengandalkan nama besar saja tidak lagi cukup."

Meski begitu, rencana penutupan pabrik dan PHK mulai ditanggapi dengan ketakutan oleh sejumlah serikat pekerja dan pemerintah daerah. Mereka mengaku sebenarnya memahami situasi, namun masih merasa enggan untuk mendukung rencana ini.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi diperlukan untuk masa depan Nissan," ujar seorang juru bicara perusahaan yang enggan disebutkan namanya.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raksasa Otomotif Jepang Tawarkan PHK Sukarela-Kurangi Produksi Pabrik

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |