Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah persaingan ketat dalam industri internet satelit, Amazon justru menggandeng Elon Musk untuk meluncurkan satelit pesaing Starlink milik SpaceX.
Dalam misi ini, Amazon menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX untuk mengangkut 24 satelit Kuiper ke luar angkasa.
Peluncuran dilakukan pada Rabu (17/7/2025) pukul 02.30 waktu AS dari landasan di Space Coast, Florida. Sekitar satu jam setelah mengudara, seluruh satelit Kuiper dikonfirmasi berhasil dilepaskan ke orbit oleh SpaceX. Momen peluncuran ini bahkan disiarkan langsung melalui platform media sosial X, yang juga dimiliki oleh Elon Musk.
Langkah ini menandai kolaborasi langka antara dua perusahaan raksasa teknologi yang kerap dianggap sebagai rival utama.
SpaceX sendiri saat ini memimpin pasar internet satelit orbit rendah melalui Starlink, dengan konstelasi sekitar 8.000 satelit dan melayani lebih dari 5 juta pelanggan di seluruh dunia. Sementara Amazon, lewat Project Kuiper, tengah mengejar ketertinggalannya untuk membangun jaringan internet satelit global.
Panos Panay, kepala divisi perangkat dan layanan Amazon termasuk Proyek Kuiper, menyampaikan terima kasih kepada SpaceX atas bantuannya.
"Selamat untuk tim Amazon Project Kuiper atas peluncuran sukses lainnya, dan terima kasih besar kepada SpaceX atas tumpangannya ke luar angkasa," tulis Panay di LinkedIn tak lama setelah peluncuran, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (17/7/2025). "Sangat senang batch satelit Kuiper berikutnya menuju orbit!"
Project Kuiper pertama kali diumumkan pada 2019, dengan ambisi membangun konstelasi lebih dari 3.000 satelit untuk menyediakan layanan internet broadband. Namun, Amazon kini dikejar tenggat dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS, yang mewajibkan perusahaan menempatkan setidaknya 1.600 satelit di orbit sebelum akhir Juli 2026.
Peluncuran terbaru ini merupakan yang ketiga bagi Kuiper, setelah dua peluncuran sebelumnya dilakukan pada April dan Juni dengan roket milik United Launch Alliance (ULA), masing-masing membawa 27 satelit. Dengan tambahan 24 satelit dari misi SpaceX kali ini, jumlah total satelit Kuiper yang telah mengorbit mencapai 78 unit.
Untuk memenuhi target FCC, Amazon harus mempercepat produksi dan pengiriman satelit, dengan mengamankan banyak slot peluncuran dari berbagai penyedia roket. Sejauh ini, Kuiper telah memesan hingga 83 peluncuran, termasuk tiga peluncuran bersama SpaceX.
Project Kuiper menjadi salah satu proyek terbesar Amazon, dengan dana investasi awal lebih dari US$10 miliar. Namun menurut analis Bank of America, biaya keseluruhan untuk membangun konstelasi penuh Kuiper bisa mencapai US$23 miliar. Angka itu belum termasuk biaya pembangunan terminal yang akan digunakan konsumen untuk terhubung ke jaringan Kuiper.
Para analis memperkirakan Amazon menghabiskan sekitar US$150 juta untuk setiap peluncuran satelit tahun ini, dengan total biaya produksi satelit diprediksi mencapai US$1,1 miliar hingga akhir kuartal keempat 2025. Meski mahal, pasar yang dibidik sangat menjanjikan. Boston Consulting Group memproyeksikan pasar internet satelit global akan tumbuh hingga US$40 miliar pada 2030.
Jika Kuiper mampu merebut 30% pangsa pasar, Amazon berpotensi meraup pendapatan sebesar US$7,1 miliar pada 2032.
"Dengan pertumbuhan awal Starlink yang begitu pesat, estimasi kami ini bisa jadi terlalu konservatif," tulis para analis.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengganti Starlink Buatan China Makin Ramai, Elon Musk Bye!