Pentingnya Tahu Golongan Antibiotik Hindari Resistensi Obat Demi Kesehatan

18 hours ago 4

Jakarta -

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk melawan infeksi bakteri. Obat ini tidak bekerja untuk melawan infeksi virus seperti flu atau pilek.

Bakteri adalah kuman mikroskopis yang hidup di dalam tubuh, di permukaan kulit, dan di lingkungan sekitar. Sebagian besar jenis bakteri tidak berbahaya. Bahkan, beberapa bakteri yang ada di usus atau kulit justru membantu menjaga kesehatan. Namun, ada jenis bakteri tertentu yang bisa menyebabkan penyakit, mulai dari infeksi ringan hingga yang parah dan memerlukan perawatan di rumah sakit.

Inilah alasan mengapa antibiotik sangat penting. Obat ini dapat membantu mempercepat kesembuhan dan bahkan menyelamatkan nyawa. Namun, penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat, misalnya untuk infeksi virus atau infeksi bakteri ringan yang bisa sembuh sendiri, justru dapat menimbulkan efek samping yang tidak perlu dan memperburuk masalah resistensi antibiotik secara global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar orang akan membutuhkan antibiotik setidaknya beberapa kali sepanjang hidupnya. Manfaat antibiotik bisa diperoleh secara maksimal jika digunakan sesuai anjuran tenaga kesehatan, baik dalam hal waktu maupun cara penggunaannya.

Memahami cara kerja dan jenis infeksi yang dapat diobati dengan antibiotik juga penting. Pengetahuan ini bisa membantu memahami kondisi tubuh dan berperan aktif dalam proses pengobatan.

1. Golongan Antibiotik

Dikutip dari Drugs, sebagian besar antibiotik diklasifikasikan ke dalam kelompok atau kelas tertentu. Kelas antibiotik merupakan pengelompokan obat-obatan yang memiliki sifat kimia dan farmakologis yang serupa. Struktur kimianya bisa terlihat mirip, dan obat-obatan dalam kelas yang sama biasanya mampu membunuh jenis bakteri yang sama atau masih berkerabat.

Namun, penting untuk tidak menggunakan antibiotik tanpa resep, meskipun obat tersebut termasuk dalam golongan yang sama dengan yang pernah dikonsumsi sebelumnya. Antibiotik bekerja secara spesifik terhadap jenis bakteri tertentu. Selain itu, pengobatan harus dijalani hingga tuntas agar infeksi benar-benar sembuh. Karena itu, sebaiknya tidak menggunakan antibiotik sisa atau membagikannya ke orang lain.

  • Penicillins (penisilin)

Nama lain dari kelas penisilin adalah antibiotik beta-laktam, yang merujuk pada struktur kimianya. Kelas penisilin terdiri dari lima kelompok antibiotik, yaitu: aminopenisilin, antipseudomonal penisilin inhibitor beta-laktamase, penisilin alami (natural penicillins), penisilin yang resisten terhadap penisilinase (penicillinase-resistant penicillins).

Dikutip dari Cleveland Clinic, penisilin biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti radang tenggorokan, infeksi telinga, dan infeksi saluran kemih (ISK).

  • Tetracyclines (Tetrasiklin )

Tetrasiklin adalah jenis antibiotik spektrum luas yang efektif melawan berbagai jenis bakteri. Obat ini digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, seperti jerawat, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran pencernaan, infeksi mata, infeksi menular seksual, periodontitis (penyakit gusi), serta berbagai infeksi bakteri lainnya.

  • Cephalosporins (Sefalosporin)

Sefalosporin adalah kelompok antibiotik yang terdiri dari lima generasi, ketika setiap generasi menawarkan cakupan yang semakin luas terhadap infeksi bakteri gram negatif. Generasi terbaru sefalosporin dikembangkan dengan struktur yang diperbarui agar dapat mengatasi lebih banyak jenis bakteri. Obat ini bersifat bakterisidal, artinya membunuh bakteri, dan cara kerjanya mirip dengan penisilin.

Sefalosporin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi, termasuk radang tenggorokan akibat streptokokus (faringitis streptokokus), infeksi telinga, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi kulit, infeksi paru-paru, dan meningitis (infeksi yang menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang).

  • Fluoroquinolones

Fluoroquinolone, yang sering disebut juga sebagai quinolone, merupakan kelas antibiotik sintetis yang bersifat bakterisidal dan memiliki spektrum luas. Obat ini umumnya digunakan pada orang dewasa, bukan anak-anak.

Namun, karena berisiko menimbulkan berbagai efek samping serius, Food and Drug Administration AS menyarankan agar fluoroquinolone tidak digunakan untuk infeksi umum seperti sinusitis, bronkitis, dan infeksi saluran kemih yang tidak rumit.

Antibiotik ini dapat memengaruhi otot, tendon, sendi, jantung, serta sistem metabolisme atau saraf. Penggunaannya sebaiknya hanya dipertimbangkan jika pengobatan dengan antibiotik lain yang lebih aman tidak berhasil.

FDA telah mengeluarkan beberapa peringatan keras terhadap kelas obat ini karena potensi efek samping yang bisa bersifat melemahkan. Sebelum mengonsumsinya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terkait risiko yang mungkin terjadi.

  • Lincomycins (lincomycin)

Kelas antibiotik ini aktif melawan bakteri gram positif aerob maupun anaerob (bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen), serta beberapa bakteri gram negatif anaerob.

Turunan lincomycin dapat digunakan untuk mengobati infeksi serius seperti penyakit radang panggul, infeksi intra-abdomen, infeksi saluran pernapasan bawah, serta infeksi tulang dan sendi. Beberapa bentuknya juga digunakan secara topikal (oles) pada kulit untuk mengatasi jerawat.

Selain itu, tersedia krim vagina dosis tunggal untuk mengobati beberapa infeksi bakteri pada vagina (bacterial vaginosis).

  • Macrolides (Makrolida)

Antibiotik golongan makrolida dapat digunakan untuk mengobati pneumonia yang didapat dari komunitas (community-acquired pneumonia), batuk rejan (pertusis), serta infeksi kulit ringan, dan berbagai infeksi lain yang peka terhadap obat ini.

Ketolida merupakan generasi terbaru dari antibiotik yang dikembangkan untuk mengatasi resistensi bakteri terhadap makrolida. Sementara itu, fidaxomicin digunakan khusus untuk mengobati diare yang disebabkan oleh infeksi Clostridium difficile.

  • Sulfonamides (sulfonamida)

Sulfonamida efektif melawan beberapa bakteri gram positif dan banyak bakteri gram negatif, namun resistensi terhadap obat ini sudah meluas. Penggunaan sulfonamida antara lain untuk mengobati infeksi saluran kemih (ISK), pengobatan atau pencegahan pneumonia pneumocystis, serta infeksi telinga (otitis media).

2. Cara Penggunaan Antibiotik yang Tepat

Agar antibiotik bekerja secara optimal dan membantu mempercepat pemulihan, penting untuk menggunakannya dengan benar. Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:

  • Minum antibiotik sesuai petunjuk dokter. Dokter akan menjelaskan berapa lama pengobatan perlu dijalani, berapa kali sehari obat harus dikonsumsi, serta apakah harus diminum bersama makanan atau tidak. Jika ada hal yang belum jelas, jangan ragu untuk bertanya.
  • Jangan menyimpan antibiotik untuk digunakan di lain waktu. Tindakan ini tidak aman dan tidak efektif untuk infeksi di masa mendatang. Antibiotik sebaiknya hanya digunakan untuk infeksi yang sedang dialami saat itu.
  • Hindari mengonsumsi obat yang diresepkan untuk orang lain. Setiap resep disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing, termasuk jenis infeksi, riwayat medis, dan kemungkinan alergi.
  • Buang sisa obat dengan cara yang aman. Biasanya jumlah obat yang diberikan sudah sesuai kebutuhan, namun jika masih ada sisa, konsultasikan dengan apoteker mengenai cara pembuangannya.

(suc/suc)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |