Saham Bank Murah Lagi, Siap Serok Buat Investasi?

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai rebound setelah sebulan terakhir turun cukup dalam. Ini memberikan peluang untuk mengincar saham, terutama perbankan besar yang valuasinya kembali murah.

Pada perdagangan Kamis hari ini (26/6/2025) sampai akhir sesi I, IHSG kembali menguat tipis sebesar 0,19% ke posisi 6.844,97.

Penguatan IHSG sepanjang sesi I hari ini, jika bertahan sampai akhir sesi perdagangan sore nanti akan menandai pantulan yang mengkonfirmasi gerak IHSG memasuki fase konsolidasi. Adapun resistance yang perlu dicermati bisa mendekati level 7000 lagi, bertepatan dengan MA200 daily.

Teknikal IHSGFoto: Tradingview
Teknikal IHSG

IHSG yang sudah terkoreksi sekitar 5% dalam sebulan terakhir ini, kemudian membuka peluang lagi untuk masuk ke saham-saham dengan valuasi murah. Salah satu sektor yang menarik adalah perbankan.

Perlu diakui, perbankan masih menjadi sektor pilihan teratas di IHSG karena kontribusi-nya kuat mencapai lebih dari 30%. Belum lagi, banyak saham bank yang masuk dalam konstituen indeks.internasional, membuatnya cukup menarik diincar tidak hanya investor lokal, tetapi asing. 

Sejumlah saham bank seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mulai kembali ke valuasi yang undervalued, berdasarkan current Price to Book Value (PBV) dibandingkan rata-rata selama lima tahun.

Berikut beberapa emiten bank yang dinilai kembali murah :

Dari tabel di atas juga terlihat ada yang masih di harga wajar PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) masih overvalued. Namun, jika ada koreksi lanjutan yang terjadi, valuasi bisa kembali murah lagi, jadi masih menarik untuk ditunggu sebagai watchlist saham investasi lagi.

Sektor perbankan perlu diakui tahun ini mengalami beberapa tekanan dari penyaluran kredit yang melambat di tengah daya beli masyarakat masih belum pulih dan era suku bunga tinggi yang bertahan lebih lama.

Kemungkinan besar tahun ini kita harus lebih mengatur ekspektasi untuk kinerja keuangan perbankan karena tidak akan semoncer tahun lalu, mengingat bank-bank saat ini lebih hati-hati menyalurkan kredit guna menjaga kualitas aset dan fokus meningkatkan likuiditas.

Namun, peluang pemulihan, kami lihat bisa terjadi mulai paruh kedua tahun ini dan berlanjut sampai tahun depan, terdorong transmisi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada Januari dan Mei tahun ini akan mulai terasa di industri.

Perlu dipahami juga, bahwa saham-saham dengan valuasi murah ini tidak bisa menjadi patokan untuk dalam beli saham secara penuh. Kita juga harus mengkombinasikan dengan kinerja fundamentalnya, prospek pertumbuhan, sampai analisis secara teknikal. Dan, paling penting bijak dalam mengatur aset alokasi supaya kita bisa meminimalisir risiko, terutama jika ada potensial downside lagi, kita bisa atur untuk tambah lagi, sehingga dapat posisi harga yang lebih baik di valuasi yang lebih murah. 

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |