Lombok Tengah, CNBC Indonesia - Asian Development Bank (ADB) menyatakan komitmennya untuk menjadikan sektor swasta sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden ADB, Masato Kanda, saat kunjungan ke sejumlah proyek ADB di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Senin (21/7/2025).
"Kami memiliki beragam instrumen dukungan dan proyek yang sedang berjalan. Untuk pengembangan sektor swasta, itu adalah prioritas nomor satu bagi kami," kata Kanda.
Menurutnya, ada dua alasan utama mengapa ADB menempatkan sektor swasta sebagai fokus utama. Pertama, kebutuhan pendanaan untuk pembangunan sangat besar dan tidak mungkin hanya mengandalkan pembiayaan publik. Oleh karena itu, keterlibatan sektor swasta menjadi keharusan.
"Kedua, kita juga harus mengadopsi mekanisme pasar ke dalam ekonomi, agar ekonomi Indonesia bisa lebih efisien, kompetitif, dan inovatif," ujar mantan Wakil Menteri Keuangan Jepang tersebut.
Sebagai bentuk komitmen konkret, ADB menargetkan untuk meningkatkan investasi sektor swasta hingga empat kali lipat, mencapai US$13 miliar per tahun pada 2030. Indonesia disebut menjadi salah satu negara yang mendapatkan perhatian khusus dalam strategi ini.
"Untuk Indonesia, kami sangat antusias untuk meningkatkan dukungan terhadap pengembangan sektor swasta," ujarnya.
Salah satu keunggulan ADB dalam mendorong sektor swasta, kata Kanda, terletak pada pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Berbeda dari institusi lain yang memiliki beberapa entitas terpisah, ADB hanya memiliki satu pintu layanan.
Menurutnya, kelebihan struktur ini memungkinkan ADB untuk menangani hambatan yang sering dihadapi sektor swasta, terutama di negara berkembang, seperti ketidakpastian regulasi dan birokrasi yang tidak efisien.
"Ketika investasi sektor swasta sulit dilakukan karena ada ketidakpastian regulasi atau birokrasi yang tidak efisien, kami bisa menggunakan 'sayap sovereign' kami untuk berdialog dengan pemerintah dan memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi swasta," tegasnya.
Lebih dari sekadar mendukung korporasi, pendekatan ini menurut Kanda juga mampu memperkuat strategi pembangunan nasional secara menyeluruh.
"Pendekatan ini bukan hanya memperkuat sektor swasta, tapi juga menginformasikan strategi pembangunan nasional secara keseluruhan," katanya.
Presiden ADB itu pun menegaskan kembali pentingnya kemitraan yang erat antara pemerintah, lembaga keuangan pembangunan, dan pelaku usaha nasional. Menurutnya, dinamika sektor swasta bukan hanya pelengkap pembangunan, tetapi motor utama pertumbuhan ekonomi ke depan.
"Kami sangat senang bisa bekerja sama, tidak hanya dengan pemerintah Indonesia, tetapi juga dengan sektor swasta dan pelaku usaha di dalam negeri," pungkasnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masato Kanda Resmi Menjabat Sebagai Presiden ADB ke-11