Cerita RS di Gaza Kewalahan Tangani Pasien Anak Kekurangan Gizi

3 weeks ago 18

Jakarta -

Anak-anak di Gaza sedang dilanda kekurangan gizi. Salah satunya dialami anak dari Asmaa al-Arja, Mayar, yang berusia dua tahun.

Terlihat tubuh Mayar kurus dengan tulang rusuk yang menonjol dan perutnya yang bengkak. Anak itu terbaring di rumah sakit, terengah-engah, dan merintih kesakitan.

Ternyata ini bukanlah pertama kali Mayar dirawat di rumah sakit akibat kekurangan gizi. Tetapi, perawatan kali ini yang berjalan selama 17 hari menjadi yang terlama yang pernah Mayar rasakan.

Mayar didiagnosis mengidap penyakit celiac atau kelainan autoimun yang membuatnya tidak dapat mengonsumsi gluten dan memerlukan makanan khusus. Tetapi, hanya sedikit makanan yang tersisa di daerahnya akibat blokade yang dilakukan Israel.

Bahkan, tidak ada satu makanan pun yang bisa dikonsumsi dan dicerna dengan baik oleh Mayar.

"Dia butuh popok, susu kedelai, dan makanan khusus. Makanan ini tidak tersedia karena penutupan batasan. Kalaupun ada, harganya mahal, dan saya tidak mampu membelinya," beber Asmaa di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, dikutip dari South China Morning Post.

Mayar termasuk di antara lebih dari 9 ribu anak yang dirawat karena kekurangan gizi tahu ini. Menurut PBB untuk anak-anak dan ahli keamanan pangan, kasus kekurangan gizi ini bisa mencapai puluhan ribu kasus di tahun depan.

Para ahli juga memperingatkan bahwa wilayah itu bisa dilanda kelaparan jika Israel tidak menghentikan operasi militernya dan mencabut blokade sepenuhnya. Tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa orang-orang sudah kelaparan.

"Ke mana pun Anda memandang, orang-orang kelaparan. Mereka menunjuk jari ke mulut mereka yang menunjukkan bahwa (mereka) butuh sesuatu untuk dimakan," kata Nestor Owomuhangi, perwakilan Dana Kependudukan PBB untuk wilayah Palestina.

"Yang terburuk sudah terjadi di Gaza," sambungnya.

Selama lebih dari dua bulan, Israel telah melarang semua makanan, obat-obatan, dan barang-barang lainnya memasuki wilayah yang dihuni sekitar 2 juta warga Palestina, saat Israel melancarkan gelombang serangan udara dan operasi darat.

Warga Palestina yang berada di Gaza hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan luar sepenuhnya untuk bertahan hidup. Israel sempat mengalah dan mulai mengizinkan puluhan truk bantuan memasuki wilayah tersebut, termasuk beberapa yang membawa makanan bayi.

"Anak-anak sudah meninggal karena kekurangan gizi dan ada lebih banyak bayi di Gaza sekarang yang akan berada dalam bahaya besar jika tidak mendapatkan akses cepat ke pasokan nutrisi yang dibutuhkan untuk menyelamatkan hidup mereka," terang Tess Ingram dari badan anak-anak PBB.

Kondisi Kesehatan Mayar yang Buruk

Selain tidak menemukan atau bisa membeli makanan yang dibutuhkan Mayar, ibunya mengatakan diare kronis yang terkait dengan penyakit celiac itu telah membuat anaknya keluar masuk rumah sakit sepanjang waktu. Dokter mengatakan anak usia 2 tahun itu beratnya hanya 7 kg.

Jumlah tersebut sekitar setengah dari jumlah yang seharusnya diterima oleh gadis sehat seusianya.

"Namun, semakin sulit untuk membantunya karena persediaan seperti susu formula bayi mulai menipis," kata staf kesehatan.

Sementara itu, rumah sakit berada dalam posisi yang sulit, menghadapi banyaknya korban dari serangan Israel. Pusat-pusat pemberian makanan di rumah sakit yang penuh sesak telah dipenuhi pasien.

"Kami tidak memiliki apa pun di Rumah Sakit Nasser. Pusat darurat untuk anak-anak yang kekurangan gizi telah mencapai kapasitas penuh," tutur Dr Ahmed al-Farrah.

"Persediaan hampir habis, orang-orang hidup dari sisa-sisa makanan, dan situasinya sangat buruk bagi bayi dan ibu hamil," sambungnya.

Di pusat pemberian makanan di rumah sakit, ibu-ibu yang kekurangan gizi menghibur anak-anak mereka yang kelaparan. Beberapa dari mereka sangat lemah hingga tulang belakang mereka menonjol keluar dari kulit mereka, kaki mereka bengkak karena kekurangan makanan.

Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu, otoritas internasional terkemuka tentang tingkat keparahan krisis kelaparan, telah memperingatkan bahwa mungkin ada sekitar 71.000 kasus anak-anak yang kekurangan gizi antara sekarang dan Maret. Selain itu, hampir 17.000 wanita hamil dan menyusui akan memerlukan perawatan untuk kekurangan gizi akut dalam beberapa bulan mendatang.


(sao/naf)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |