India Disebut Bikin Permintaan Batu Bara Dunia Turun, Benarkah?

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara global masih berada dalam tren pergerakan yang volatil, di tengah tren penurunan permintaan di beberapa negara. Disinyalir, salah satu penyebab volatilitas ini akibat lonjakan produksi listrik dari tenaga surya di India selaku konsumen utama batu bara.

Merujuk Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Selasa (17/6/2025) ditutup di US$ 111,5 per ton. Harganya melesat 1,83%. Sebelumnya, pada Selasa (10/6/2025) harga batu bara sempat menyentuh titik terendah sejak 30 Mei 2025, yakni di level US$ 105,85 per ton.

Mengutip oilprice.com, India mencatat rekor produksi listrik tertinggi dari pembangkit listrik tenaga surya antara bulan Januari dan April tahun ini, dengan produksi listrik meningkat hingga 32,4% dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, India tetap menjaga pembangkit listrik tenaga batu bara tetap stabil.

Belum lama ini, Perdana Menteri India, Narendra Modi kembali menegaskan janjinya untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan di India lebih dari dua kali lipat hingga setidaknya mencapai 500 Gigawatt (GW). Menurutnya, energi terbarukan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi India.

Di tengah situasi ini, produsen batu bara pun harus tetap waspada karena India merupakan salah satu importir 'emas hitam' terbesar di dunia. Menanggapi hal ini, produsen batu bara terbesar yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menegaskan tidak merasa khawatir. Pada dasarnya, batu bara tetap dibutuhkan untuk mendukung sebagian kebutuhan energi di negara Bollywood tersebut.

VP Investor Relations & Chief Economist Bumi Resources Achmad Reza Widjaja turut memastikan bahwa kegiatan ekspor batu bara tetap berjalan lancar, termasuk ke India.

"Ekspor ke India masih tetap ada dari BUMI," kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (17/6/2025).

Dia menegaskan tidak ada perubahan kontrak dengan pelanggan kendati harga batu bara dalam beberapa waktu terakhir bergerak volatil di pasar global. BUMI juga tetap memproduksi batu bara sesuai yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2025.

"Selama ini harga jual (batu bara) masih dapat meng-cover biaya produksi," ucap Reza.

Oleh karena itu, BUMI juga belum melakukan penyesuaian produksi batu bara sampai saat ini. Dengan kata lain, target produksi batu bara BUMI tidak berubah ataupun mengalami penurunan. Sebelumnya, BUMI menetapkan target produksi batu bara sebanyak 80 juta ton pada 2025.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Naik Tajam, Laba Bersih Bumi Resources (BUMI) Melonjak 45,5% di 2024

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |