Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam mewujudkan pernikahan yang langgeng dan bahagia tidak semudah dibayangkan. Meski pernikahan pasti mengalami pasang surut, namun ada penyebab perceraian yang utama selain perselingkuhan.
Pengacara perceraian Laura Wasser yang mengurusi klien-klien ternama seperti Kim Kardashian, Britney Spears, dan Ariana Grande mengatakan ada satu penyebab perceraian yang banyak terjadi.
Wasser menyebut alasan utama orang bercerai adalah karena komunikasi. Dalam komunikasi yang baik dan efektif tentunya membantu pasangan untuk mengidentifikasi masalah, mendiskusikannya, dan mencari solusi bersama.
"Sepanjang pernikahan, Anda harus membicarakan banyak hal. Jika Anda menyembunyikannya, masalahnya akan semakin besar," kata Parima Pandkhou, pengacara perceraian dan rekan Wasser di Wasser, Cooperman & Mandles.
Untuk mencegah perpisahan, setidaknya ada 3 pertanyaan yang bisa ditanyakan sebelum menikah.
Berikut paparannya dirangkum dari CNBC Make It, Sabtu (2/8/2025):
1. Berapa skor kredit Anda?
Keuangan masih menjadi salah satu dari tiga alasan utama orang bercerai. Jadi, penting untuk membahasnya sejak dini.
"Anda seharusnya bertanya, berapa skor kredit Anda? Pernahkah Anda mengajukan kebangkrutan? Apakah Anda memiliki utang kartu kredit?" katanya.
Skor kredit adalah angka numerik yang mencerminkan kesehatan keuangan seseorang. Angka ini mencerminkan risiko kredit yang dimiliki seseorang, atau sejauh mana seseorang dianggap "aman" atau "berisiko" untuk diberikan pinjaman atau garansi kredit.
Segala hal yang berkaitan dengan kehidupan finansial Anda, masa lalu, sekarang, dan masa depan, patut dibicarakan karena pasti akan muncul dalam pernikahan.
"Ini semua masalah yang sangat tidak nyaman dan berat. Tetapi setelah Anda membicarakannya dan menyelesaikannya, hal itu benar-benar menghilangkan banyak ketakutan dan rasa tidak aman yang mungkin muncul," kata Pandkhou.
2. Apakah agama penting bagi Anda?
Jika praktik spiritual sangat penting, maka Anda ingin memastikan pasangan Anda menghormati bagian kehidupan Anda tersebut. Hal itu terutama berlaku jika Anda berencana memiliki anak dan ingin menyepakati cara membesarkan mereka.
"Bagaimana jika mereka tidak percaya pada baptisan? Hal itu akan menjadi masalah, kan?," ungkap Pandkhou.
Sebelum Anda menikah, tanyakan kepada pasangan Anda apakah agama penting bagi mereka dan bagaimana mereka ingin menerapkannya jika Anda memilih untuk memiliki anak di kemudian hari.
3. Haruskah kita membuat perjanjian pranikah?
Perjanjian pranikah, adalah kontrak yang ditandatangani pasangan sebelum menikah yang mengatur bagaimana aset, utang, dan tunjangan pasangan akan ditangani jika terjadi perceraian atau kematian.
"Meskipun hanya untuk mengatakan bahwa apa yang saya miliki dalam pernikahan ini adalah harta terpisah saya dan inilah isinya, hal itu memungkinkan kedua belah pihak untuk memulai diskusi dan saling mengungkapkan keuangan secara penuh," kata Pandkhou.
Hal itu dapat mengurangi tekanan jika mereka memutuskan untuk berpisah dan bahkan mungkin memberi pasangan rasa aman tentang aset yang mereka bawa ke dalam pernikahan secara individu.
Pandkhou menyarankan untuk bertanya, "Apakah kita ingin memiliki perjanjian pranikah?" atau "Haruskah kita memiliki perjanjian pranikah?"
Jika Anda ingin mempersiapkan diri untuk pernikahan yang kuat, Anda harus berdiskusi. Bahkan diskusi yang sangat sulit sekalipun.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli Sebut Rahasia Pernikahan Langgeng Bukan "I Love You" Tapi Ini