Le Minerale dan UI Teliti Efektivitas Segel Botol demi Keamanan Konsumen

3 weeks ago 18

Jakarta - Le Minerale bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) melakukan riset terkait keamanan segel botol pada produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Penelitian ini dinilai penting untuk menjawab kekhawatiran akan potensi kontaminasi pada produk AMDK setelah keluar dari pabrik.

Hasil riset ilmiah terbaru dari Unit Kerja Khusus Laboratorium Sains Terapan (UKK LST) FMIPA Universitas Indonesia memperkuat klaim tersebut. Studi bertajuk 'Pengaruh segel Tutup Botol terhadap Ketahanan Paparan Cemaran Debu dan Mikroba' mengonfirmasi bahwa segel Le Minerale mampu memberikan perlindungan hingga 100% terhadap kontaminasi debu, bakteri, dan jamur, menjadikannya sebagai air minum dalam kemasan (AMDK) dengan perlindungan paling unggul saat ini.

Tim peneliti, Muhammad Iqbal Syauqi mengatakan meski proses produksi AMDK dari pabrik sudah higienis, risiko kontaminasi tetap ada, terutama saat penyimpanan dalam jangka panjang. Debu dan mikroba seperti bakteri dan jamur bisa menempel di bagian luar botol.

"Walaupun AMDK pabrikan itu sudah higienis pada proses produksi, namun terkait proses distribusi dan juga proses penyimpanan biasanya luput ya, terutama pada proses penyimpanan yang lama. Paparan kontaminan itu debu dan juga mikroba itu bisa sangat berisiko untuk terpapar kepada AMDK sehingga penelitian ini sangat urgent ya untuk bisa menjawab apakah benar proses tersebut bisa mengontaminasi bagian AMDK," ujar Iqbal dalam acara Seremonial Penandatanganan Kerja Sama antara Le Minerale dan UI di Depok, pada Senin (19/5/2025).

Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel acak berbagai merek AMDK ukuran 600 ml, baik yang menggunakan segel maupun yang tidak. Riset dilakukan dalam dua kondisi, yakni lingkungan terbuka dan laboratorium dengan paparan debu dan mikroba secara ekstrem. Hasilnya menunjukkan bahwa botol yang memakai segel mampu mengurangi paparan kontaminan pada bagian tutup dan ring botol sebesar 50-90%.

"Dari hasil yang kami dapatkan ya penelitian sampel lapangan dan juga sampel lingkungan secara umum kami menemukan bahwa pada bagian ring dan tutup botol terutama ya memang sampel yang menggunakan seal itu dapat mengurangi paparan debu dan juga mikroba bakteri dan juga jamur secara sedikit-sedikit di antara 50% sampai 90% lebih baik dibandingkan sampel yang menggunakan seal dan tutup botol," imbuhnya.

LeMinerale Foto: detikcom


Meski debu tidak masuk langsung ke air dalam botol, mikroba dapat ikut terbawa saat air dituangkan dari mulut botol, terutama jika bagian luarnya terkontaminasi. Karena itu, konsumen diimbau lebih cermat terhadap kemungkinan paparan yang bisa terjadi.

"Yang menarik adalah bahwa memang untuk paparan debu, debu tidak berpengaruh masuk ke dalam air walaupun sampel tidak menggunakan seal, namun pada paparan mikroba yang ekstrem kami lakukan ternyata ada kemungkinan mikroba tersebut dapat mengontaminasi air ketika air tersebut dituang dari mulut tutup botol. Jadi harapan dari kami ya masyarakat bisa lebih cermat dalam konteks paparan kontaminan ini dan juga bisa lebih tidak abai terhadap potensi paparan kontaminan yang merugikan ke depan," tutur Iqbal.

Kepala Laboratorium Kimia FMIPA UI, Dr.rer.nat. Agustino, S.Si., M.Sc., juga menjelaskan bahwa meskipun produk AMDK diproduksi dengan standar ketat di lingkungan pabrik, kontaminasi silang dari luar kemasan saat distribusi dan penyimpanan masih menjadi risiko nyata.

"Bila pada permukaan stainless steel saja mikroba bisa bertahan berhari-hari, tentu potensi kontaminasi pada permukaan botol plastik di lingkungan terbuka jauh lebih besar. Ini menjadi dasar kami untuk menguji seberapa besar efektivitas segel Le Minerale dalam melindungi produknya," ujar Agustino.

Lebih lanjut, Marketing Director Le Minerale, Febri Satria Hutama mengatakan bahwa Le Minerale telah lebih dulu menghadirkan inovasi segel tambahan pada botolnya berdasarkan masukan dari konsumen yang menginginkan produk lebih aman dan higienis. Inisiatif ini semakin relevan mengingat sekitar 90% toko di Indonesia merupakan toko tradisional yang rentan terhadap debu dan paparan luar.

"Le Minerale itu selalu berusaha mendengarkan keinginan konsumen, jadi keinginan konsumen Indonesia itu ingin mendapatkan air mineral yang bersih dan juga sehat. Kalau kita lihat proses produksi atau keamanan pangan itu kita harus lihat secara holistik ya bukan hanya dari satu sudut sisi dari produksi sampai dengan jadi saja, tetapi Le Minerale ingin menarik ini lebih lanjut lagi, jadi bagaimana keamanan pangan ini setelah keluar pabrik itu tetap terjaga," ucap Febri.

"Kalau kita lihat jumlah toko di Indonesia itu sekitar 3.500.000-an nah 90 persennya itu ada di toko-toko tradisional, nah di toko-toko tradisional ini kalau kita lihat kan memang cukup banyak ya terpapar debu terus kemudian kontaminan-kontaminan ketika mereka ada di jalan terus ketika mereka ada di pajangan ini karena lokasinya ada di tempat-tempat yang outdoor sehingga Le Minerale berinisiatif apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi konsumen Indonesia," tambah Febri.

Febri juga berharap riset ini berdampak untuk berbagai industri dan konsumen sehingga mendapatkan air minum dalam kemasan yang berkualitas baik.

"Tentunya kami harapkan ke depan hal-hal serupa gitu sehingga asumsi-asumsi atau proyek-proyek yang dilakukan oleh manufaktur atau industri ini bisa menggunakan data-data yang akurat dan diuji oleh pihak-pihak yang independen seperti Universitas Indonesia dan kemudian hasil penelitian ini memiliki dampak bagi industri, bagi masyarakat, dan bagi perlindungan konsumen kita untuk mendapatkan air minum dalam kemasan yang memiliki kualitas yang baik bagi kesehatan," harapnya.

LeMinerale Foto: detikcom


Kepala Unit Kerja Khusus Science Techno Park Universitas Indonesia, Chairul Hudaya,Ph.D juga menyambut positif kolaborasi ini. Ia menekankan pentingnya riset yang aplikatif dan berdampak langsung bagi masyarakat dan industri.

"Ini menjadi tonggak bagi bangkitnya penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para peneliti kami. Kami punya lebih dari 3 ribu peneliti yang tentu saja dengan berbagai keilmuan dari mulai saintek kemudian humaniora. Ini adalah tonggak untuk mengajak para peneliti kita bisa melakukan penelitian yang aplikatif yang bisa bermanfaat bagi dunia usaha, dunia industri, dan juga masyarakat banyak di Indonesia," kata Chairul.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si., turut memberikan apresiasi tinggi terhadap Le Minerale yang tak hanya mendorong penerapan riset ilmiah, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap Hak Kekayaan Intelektual para peneliti.

"UI bangga bahwa hasil riset ini tidak hanya menjadi kontribusi ilmiah, tapi langsung diterapkan industri demi perlindungan masyarakat. Ini selaras dengan semangat UI: Unggul, Impactful," tutur Prof. Hamdi.


(akn/ega)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |