Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah pesawat nirawak junta Myanmar yang menargetkan pejuang anti-kudeta jatuh di perbatasan Thailand. Hal ini disampaikan oleh Militer Thailand, Rabu (23/7/2025).
Militer Thailand mengatakan menemukan pesawat nirawak kamikaze tersebut pada hari Senin di sebuah hutan di Provinsi Tak, 15 kilometer di dalam perbatasan Thailand. Sejauh ini tidak ada warga sipil yang terluka atau tewas, dan tidak ada kerusakan properti yang dilaporkan.
"Investigasi awal menunjukkan bahwa pesawat nirawak itu milik militer Myanmar dan dimaksudkan untuk menyerang pasukan perlawanan, tetapi kehilangan kendali dan jatuh di sisi Thailand," tuturnya, dilansir AFP.
Pernyataan militer tersebut menyatakan bahwa tim penjinak menetralkan bahan peledak yang ada dalam pesawat itu. Bangkok juga mengatakan protes resmi telah diajukan terkait insiden tersebut melalui sebuah organisasi dialog perbatasan.
Thailand Barat secara teratur menderita dampak dari konflik yang berkecamuk di Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil terpilih negara itu pada tahun 2021. Pasukan junta yang meninggalkan negara, pengungsi sipil yang melarikan diri, dan migran ekonomi yang putus asa sering kali melakukan penyeberangan tanpa izin di perbatasan negara sepanjang 2.400 kilometer itu.
Junta Myanmar dan berbagai pihak yang menentang pemberontak semakin mengandalkan drone untuk mendapatkan keunggulan strategis dalam perang saudara, yang telah berlangsung selama lebih dari empat tahun sejak kudeta yang menggulingkan kelompok pro-demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi.
Myanmar menempati peringkat ketiga secara global, hanya di belakang Ukraina dan Rusia, untuk jumlah serangan drone yang tercatat oleh organisasi pemantau Armed Conflict Location and Event Data (ACLED).
"Aksesibilitas, kemudahan modifikasi, dan efektivitas biaya drone memungkinkan kelompok perlawanan dan militer untuk mencapai tujuan militer sekaligus meminimalkan korban jiwa dalam pertempuran," demikian menurut laporan tersebut.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Tetangga RI Menggila Lagi, Militer Kabur ke Perbatasan