Tak Ada La Nina, Wilayah RI Ini Kena Peringatan Siaga Hujan Lebat

5 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kondisi cuaca hujan lebat bakal terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Peringatan cuaca ini berlaku untuk periode tanggal 20 sampai 26 Juni 2025.

Padahal, hasil monitoring BMKG pada Dasarian I Juni 2025 menunjukkan indeks IOD -0.70 dan indeks ENSO -0.11. Disebutkan, IOD diprediksi Netral hingga semester kedua tahun 2025. Begutu juga, ENSO diprediksi tetap Netral hingga semester kedua tahun 2025.

Artinya, dengan prediksi ENSO itu, tidak ada tanda-tanda terjadinya La Nina di Indonesia.

Menurut BMKG, La Nina adalah kejadian anomali iklim global yang dapat memicu peningkatan curah hujan sekitar 20-40% lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat tahun Netral. Namun, terdapat juga beberapa wilayah yang mengalami peningkatan curah hujan lebih dari 40%.

Disebutkan, pada bulan Juni-Juli-Agustus, La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada bulan September-Oktober-November berpengaruh pada meningkatnya curah hujan di wilayah tengah hingga timur Indonesia. Sedangkan pada periode Desember-Januari-Februari (DJF), dan Maret-April-Mei, La Nina berpengaruh pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur.

Lalu apa pemicu cuaca hujan lebat di Indonesia terjadi?

Dalam Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Juni 2025 yang dirilis di situs resmi pada 16 Juni 2025 disebutkan berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 19% wilayah Indonesia masuk musim kemarau.

Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Bengkulu, sebagian Jambi, sebagian kecil Sumatra Selatan, sebagian Banten, sebagian Jawa barat, sebagian Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagian Bali, NTB, NTT, sebagian kecil Sulawesi barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian kecil Gorontalo, sebagian Maluku, dan sebagian kecil Papua Barat.

Sementara, di rilis Prospek Cuaca Mingguan periode 20-26 Juni 2025, BMKG mengungkapkan, beberapa daerah, seperti Pulau Kalimantan, Maluku dan Papua masih didominasi oleh cuaca hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dalam beberapa hari terakhir ini.

Terjadi perbedaan kondisi cuaca di pulau Jawa bagian barat yang justru mengalami cuaca hujan ringan hingga sedang. Sementara di bagian Timur hingga wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tampak kering dalam beberapa hari terakhir.

"Walau beberapa daerah telah memasuki musim kemarau, keberadaan gangguan atmosfer seperti adanya gelombang atmosfer dan MJO yang secara spasial terpantau aktif di wilayah Indonesia, menyebabkan adanya hujan yang signifikan di beberapa Wilayah Indonesia," jelas BMKG, dikutip Jumat (20/6/2025).

"Adanya intrusi udara kering dari selatan juga memperkuat ketidakstabilan atmosfer yang mendukung cuaca signifikan di beberapa wilayah Indonesia. Faktor lokal turut memengaruhi cuaca di wilayah Indonesia. Faktor lokal ini terjadi berulang dan menjadi karakteristik khas wilayah tropis maritim seperti Indonesia, terutama di wilayah dengan topografi kompleks seperti Sumatra, Kalimantan, dan Papua," tambah BMKG.

Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem

Akibat kondisi atmosfer yang dinamis, BMKG lalu mengingatkan agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, meski beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau.

"Dalam sepekan ke depan, aktivitas MJO spasial, gelombang Rossby equatorial dan Kelvin diperkirakan masih berpropagasi di wilayah Indonesia yang dapat memicu peningkatan curah hujan," tulis BMKG.

Ditambah adanya intrusi udara kering yang bergerak dari wilayah selatan akan menyebabkan atmosfer pada wilayah yang berada pada sisi depan dari batas intrusi udara kering tersebut menjadi labil dan memudahkan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Prediksi Anomali OLR yang secara umum menunjukkan nilai negatif di sebagian besar wilayah Indonesia menunjukkan adanya potensi peningkatan beradaan awan konvektif di Wilayah Indonesia.

Juga ada Bibit siklon tropis 97S di Samudra Hindia Barat Daya Banten, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) juga terpantau memanjang dari Riau hingga Selat Malaka, dari Kalimantan Barat hingga Selat Karimata, di Laut FLores, di Selat Makassar, di Laut Maluku, di Laut Banda, dan di Samudra Pasifik Utara Papua, serta daerah pertemuan angin (konfluensi). Juga ada labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal.

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

  • Periode 20-22 Juni 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi kondisi cerah berawan hingga hujan ringan.

Namun BMKG mengimbau agar waspada adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatra Utara, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, dan Papua.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

Siaga hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Tengah, dan Papua Selatan

Angin Kencang:

Aceh, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Selatan.

  • Periode 23 - 26 Juni 2025

Disebutkan, pada umumnya kondisi cuaca cerah berawan hingga hujan ringan.

Namun perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Jakarta, Jawa Barat, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Siaga hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

Sulawesi Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan

Angin Kencang

Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Selatan.

"BMKG terus menekankan pentingnya untuk memantau informasi cuaca dari sumber resmi secara berkala dan mengambil langkah mitigasi yang diperlukan guna mengantisipasi serta mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing," tegas BMKG mengingatkan.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article La Nina Berakhir, BMKG Jelaskan Kapan Musim Kemarau Tahun 2025 Dimulai

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |