Trump Berubah Pikiran, Begini Nasib 170 Juta Warga AS

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Donald Trump kembali memperpanjang 'masa hidup' TikTok di Amerika Serikat (AS). Penentuan apakah TikTok diblokir permanen atau dilepas dari induk ByteDance asal China untuk terus beroperasi di AS sepertinya belum menemui titik tengah.

Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump akan memperpanjang penegakkan hukum untuk TikTok hingga 90 hari ke depan. Sebelumnya, negosiasi nasib TikTok di AS sudah dua kali diperpanjang.

"Presiden Trump akan menandatangani Perintah Eksekutif tambahan pada pekan ini untuk mempertahankan operasional TikTok," kata Karoline Leavitt, Sekretaris Pers Gedung Putih, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN International, Kamis (19/6/2025).

"Seperti yang disebut sebelumnya, President Trump tak ingin TikTok diblokir. Perpanjangan ini akan berlangsung 90 hari, sembari pemerintah memastikan kesepakatan diteken dan warga AS bisa terus menggunakan TikTok dengan jaminan bahwa data mereka aman," ia menambahkan.

Sudah sekitar 5 bulan sejak undang-undang ditetapkan untuk mewajibkan TikTok lepas dari ByteDance atau diblokir permanen di AS. Segera setelah Trump dilantik, ia langsung mengeluarkan Perintah Eksekutif untuk menangguhkan penegakkan undang-undang tersebut.

Trump ingin mencapai kesepakatan dengan ByteDance agar TikTok bisa terus beroperasi di AS, tanpa dihantui kekhawatiran data warga AS bisa diakses oleh pemerintah China.

Pengumuman terbaru dari Gedung Putih berarti bahwa TikTok bisa tetap diakses oleh 170 juta pengguna AS, meskipun ada undang-undang yang disahkan tahun lalu berbasis kekhawatiran kepemilikan TikTok oleh China menimbulkan risiko keamanan nasional AS.

Ketidakpastian nasib TikTok ini terjadi saat AS dan China sama-sama mencari pengaruh dalam pembicaraan perdagangan yang menegangkan, di mana TikTok tampaknya telah menjadi alat tawar-menawar.

Trump juga berkali-kali berubah pikiran soal TikTok. Mulanya pada 19 Januari 2025, ia memperpanjang negosiasi hingga April 2025. Lalu, Trump kembali memperpanjang negosiasi hingga 19 Juni. Terakhir, Trump akan mengeluarkan lagi Perintah Eksekutif tambahan untuk perpanjangan negosiasi hingga 90 hari ke depan.

Penundaan penegakan hukum terbaru Trump menimbulkan pertanyaan tentang status kesepakatan yang dapat mengamankan masa depan jangka panjang TikTok di AS.

Pemerintah China hanya memberikan sedikit indikasi publik bahwa mereka bersedia menyetujui penjualan tersebut, selain menyatakan bahwa kesepakatan apa pun tidak boleh menyertakan "algoritma" TikTok, yang disebut-sebut sebagai rahasia aplikasi tersebut.

Pengumuman pada pekan ini muncul setelah AS dan China menyetujui kerangka kerja untuk melonggarkan kontrol ekspor, sebuah langkah yang diharapkan dapat meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi ekspor dan pembatasan lain antara kedua negara.

Tidak jelas apakah kesepakatan TikTok termasuk dalam kerangka kerja tersebut, tetapi kerja sama antara kedua pihak dapat membuka peluang lebih besar kepada pembeli AS yang berminat mencaplok operasional TikTok di AS.

Sebelumnya pada Selasa (17/6), Trump mengatakan kepada wartawan bahwa kesepakatan TikTok "mungkin" memerlukan persetujuan dari pemerintah China.

"Saya pikir kita akan mendapatkan [persetujuan China]," ujar Trump.

"Saya pikir Presiden Xi Jinping akan menyetujuinya," ia menambahkan.

Kesepakatan yang telah dibuat awal tahun ini akan melibatkan beberapa dana modal ventura AS, perusahaan ekuitas swasta, dan raksasa teknologi yang berinvestasi di perusahaan yang akan mengendalikan operasi TikTok di AS.

Pemilik TikTok yang China di Tiongkok, ByteDance, akan mempertahankan 20% saham di perusahaan spin-off tersebut, sebagaimana tertera dalam ketentuan utama undang-undang yang diteken di era pemerintahan Joe Biden.

Beberapa penawar ternama juga telah mengajukan diri untuk mengakuisisi platform tersebut, termasuk kelompok yang dipimpin oleh miliarder Frank McCourt dan investor terkenal "Shark Tank" Kevin O'Leary, Amazon, perusahaan AI Perplexity dan kelompok investor terpisah yang meliputi bintang YouTube dan TikTok Jimmy Donaldson, yang dikenal di dunia maya sebagai MrBeast.

Trump adalah orang pertama yang mencoba melarang TikTok pada masa pemerintahan sebelumnya, tetapi ia mengatakan bahwa ia berubah pikiran setelah berhasil memanfaatkan TikTok dalam kampanyenya di Pilpres 2024.

CEO TikTok Shou Chew diketahui turut menghadiri pelantikan Trump, duduk di atas panggung bersama para sekretaris kabinet dan CEO perusahaan teknologi lainnya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article TikTok Batal Tutup, Layanan Pulih Belum Sehari Dimatikan

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |