Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia (Persero) Tbk (INCO) berkomitmen untuk membuktikan bahwa bisnisnya akan mengikuti standar tambang nikel kelas dunia.
Plt Presiden Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah seperti rehabilitasi hingga mendapatkan sertifikat Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) 50.
"Bagi saya pribadi dan saya yakin juga buat perusahaan, sustainability atau keberlanjutan itu adalah behavior. Jadi bukan hanya apa yang tertera di atas kertas, tapi apa yang kemudian kami lakukan di lapangan," ucapnya saat ditemui di Sorowako, Sulawesi Selatan, dikutip Kamis (19/6/2025).
Pria yang akrab disapa Anto itu mengatakan, dalam mengejar target standardisasi tambang dunia, selain transparansi laporan keberlanjutan lingkungan untuk mendapat kepercayaan publik dan mendapatkan rating ESG dengan skor 29,4, Vale juga suka rela mendapatkan sertifikasi IRMA 50.
"Itu adalah salah satu yang mungkin paling bagus di Indonesia. Kami setara dengan pemain global lainnya," ungkapnya.
Menurutnya, sertifikasi IRMA 50 menjadi salah satu standardisasi yang paling ketat dan sulit diperoleh. Hal itu dapat menjadi bukti bahwa perseroan berkomitmen dalam melaksanakan tanggung jawab lingkungan yang berkelanjutan.
"Kami berusaha mendapatkan sertifikasi IRMA 50. Jadi seperti mungkin banyak orang ketahui, IRMA 50 itu adalah salah satu sertifikasi yang paling strict, yang paling ketat, yang paling susah untuk kemudian didapatkan," tuturnya.
Anto ini menjelaskan lebih jauh, dalam proses audit IRMA 50 tersebut akan dibuka untuk umum agar diberikan masukan khusus terkait pemenuhan standar kadar tertentu.
"Kemudian ada masukan-masukan khusus apakah memang benar praktek-praktek di PT Vale itu memenuhi kadar-kadar tertentu atau bahkan melebihi beyond compliance, mereka akan merilis ke pabrik. Mereka membuka diri untuk di-challenge, kemudian akan ada proses, challenge-challenge atau masukan-masukan tersebut diklarifikasi, kemudian dicek lagi di lapangan apakah benar," jelasnya.
Selain itu, Vale Indonesia juga melibatkan komunitas lingkungan seperti NGO dan kelompok masyarakat untuk memastikan bahwa dalam praktiknya INCO memang terbukti melaksanakan bisnis berkelanjutan.
Sebagai informasi, Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) atau Inisiatif untuk Jaminan Pertambangan yang Bertanggung Jawab merupakan lembaga independen yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan di sektor pertambangan global, baik dari sisi pelaku usaha, lembaga keuangan, komunitas masyarakat, organisasi non pemerintah, organisasi pekerja, serta konsumen dari produk pertambangan.
IRMA merupakan lembaga yang melakukan penilaian independen untuk pertambangan yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Saat ini sebanyak 101 perusahaan tambang di 36 negara telah terlibat dalam proses audit IRMA, berbasis praktik pertambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Standar penilaian IRMA terdiri dari empat pilar utama, yang terbagi dalam 26 bab dan didetailkan ke dalam lebih dari 400 indikator, termasuk hak asasi manusia, kualitas udara dan air, kesehatan dan keselamatan kerja, keamanan finansial, serta kontribusi dan investasi masyarakat.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fabio Ferraz Mundur Dari Kursi Komisaris Vale Indonesia (INCO)