Pesta Bubar! Trump Umumkan Genjatan Senjata, Harga Minyak Ambruk

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia terjungkal tajam pada perdagangan Selasa (24/6/2025), menyentuh posisi terendah dalam lebih dari sepekan.

Harga minyak jatuh dipicu oleh panggung geopolitik: mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata total, memupus kekhawatiran pasar akan gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah.

Berdasarkan data Refinitiv pukul 10:00 WIB, harga Brent kontrak Agustus 2025 berada di US$69,71 per barel, ambles 2,48% dari sehari sebelumnya. Sementara itu, minyak mentah acuan AS, WTI, juga longsor ke US$66,71 per barel, merosot 2,63% dibandingkan Senin. Ini menjadi kelanjutan dari aksi jual brutal pada perdagangan sebelumnya, di mana kedua kontrak minyak sempat anjlok lebih dari 7%.

Dalam pengumuman resminya, Trump menyebut bahwa kesepakatan damai akan berlangsung bertahap: dimulai oleh Iran, disusul oleh Israel 12 jam kemudian.

Jika tidak ada pelanggaran, konflik dua negara ini yang telah berlangsung selama 12 hari akan resmi berakhir dalam waktu 24 jam. Kabar ini langsung menyulut aksi lepas posisi oleh pelaku pasar, mengingat Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga di OPEC. Meredanya ketegangan berarti Iran bisa kembali menyalurkan ekspornya tanpa hambatan.

"Risk premium yang sempat membuat harga melonjak pekan lalu kini benar-benar menguap," ujar Tony Sycamore, analis dari IG Group. Pasar minyak sempat rally hingga level tertinggi lima bulan pada akhir pekan lalu, ketika serangan udara AS menghantam fasilitas nuklir Iran, memicu kekhawatiran akan perluasan konflik.

Secara teknikal, pergerakan minyak saat ini juga mencerminkan ketakutan pelaku pasar untuk menembus level resistensi penting di kisaran US$78,40-US$80,77 yang merupakan puncak harga tahun ini. Menurut Sycamore, "Dibutuhkan kejutan besar yang benar-benar mengganggu pasokan untuk bisa mendorong harga melampaui batas ini."

Sejak awal Juni, harga Brent sudah turun lebih dari 6%, sementara WTI terkoreksi hampir 7%.

Penurunan tajam dalam dua hari terakhir menghapus seluruh penguatan yang tercipta akibat eskalasi konflik Iran-Israel pekan lalu. Kini, pasar minyak global kembali fokus pada fundamental: proyeksi permintaan musim panas, keputusan OPEC+, serta potensi peningkatan pasokan dari negara-negara produsen utama, termasuk Iran.


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Tarif Trump Naik, Harga Minyak Stabil di Tengah Ancaman Perang Dagang

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |