loading...
Evyatar David, sandera Israel yang kurus kering sedang menggali kuburnya sendiri di sebuah terowongan di Gaza. Foto/Hamas/Markas Besar Forum Keluarga Sandera
GAZA - Sebuah video viral, yang dirilis saya militer Hamas Brigade al-Qassam, memperlihatkan seorang sandera Israel yang kurus kering sedang menggali kuburnya sendiri di sebuah terowongan di Gaza. Adegan itu membuat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu marah.
Sandera tersebut, yang digambarkan keluarganya sebagai "kerangka hidup", bernama Evyatar David.
Dalam video berdurasi hampir lima menit yang dirilis pada hari Jumat, David terlihat berada di sebuah terowongan dengan langit-langit yang tingginya hampir sama dengan tinggi badannya, mencoret tanggal di kalender, dan menggali kubur.
"Saya belum makan selama beberapa hari berturut-turut," kata David dalam rekaman video tersebut.
Baca Juga: Jenderal Tertinggi Israel Ancam Perang Tanpa Istirahat di Gaza
Di tengah video, orang di balik kamera menyerahkan sekaleng kacang kepadanya.
"Kaleng ini untuk dua hari," kata David. "Seluruh kaleng ini untuk dua hari agar saya tidak mati," ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Minggu (3/8/2025).
"Kurasa ini kuburan tempat saya akan dikubur. Waktu hampir habis," imbuh dia.
Keluarga David, yang mengizinkan perilisan video tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Markas Besar Forum Keluarga Sandera: "Kami terpaksa menyaksikan putra dan saudara lelaki kami tercinta, Evyatar David, dengan sengaja dan sinis dibiarkan kelaparan di terowongan Hamas di Gaza—seperti kerangka hidup, dikubur hidup-hidup."
“Pembuatan kelaparan yang disengaja terhadap putra kami sebagai bagian dari kampanye propaganda adalah salah satu tindakan paling mengerikan yang pernah disaksikan dunia," imbuh keluarga David, menganggap video itu sebagai propaganda Hamas.
Video itu memicu kemarahan PM Netanyahu. “Teroris Hamas sengaja membuat para sandera kami kelaparan, mendokumentasikan mereka dengan cara yang sinis, memalukan, dan jahat,” katanya.
Naftali Fürst, seorang penyintas Holocaust, mengatakan dia menyaksikan gambar-gambar para sandera dengan “berat hati”, membawanya kembali ke beberapa dekade yang lalu.
“Saya selamat dari Auschwitz dan Buchenwald. Saya tahu betul kelaparan itu. Di kamp-kamp, kami diberi jatah roti dan sup encer,” katanya.
“Kami sangat lapar, kami bahkan akan makan rumput jika kami bisa menemukannya," ujarnya.
“Saya ingat penghinaan itu—perampasan total martabat manusia. Saya tahu rasa takutnya, terornya," katanya.