Gelombang Baru BRICS, 32 Negara Berebut Kursi Keanggotaan

7 hours ago 4

loading...

Sebanyak 32 negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan aliansi BRICS. FOTO/Watcher Guru

JAKARTA - Sebanyak 32 negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan aliansi BRICS, yang kini telah memperluas jaringannya dari 5 anggota pendiri menjadi 11 anggota penuh. Perluasan ini menunjukkan adanya ketertarikan masif dari berbagai negara untuk mencari alternatif dari lembaga-lembaga yang selama ini didominasi oleh kekuatan Barat.

Ekspansi BRICS terjadi secara bertahap. Setelah Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan sebagai anggota pendiri, enam negara baru telah resmi bergabung. Mereka adalah Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, Indonesia, dan Arab Saudi.

Baca Juga: Tak Ingin Hubungan dengan Rusia Retak, India Pertahankan Impor Minyak 1,75 Juta Barel per Hari

Selain itu, aliansi ini juga telah menetapkan 13 negara mitra yang memiliki posisi strategis di kawasan masing-masing, seperti Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan.

BRICS kini memiliki kekuatan ekonomi yang signifikan, menyumbang lebih dari 25% produk domestik bruto (PDB) global dan mewakili hampir setengah dari populasi dunia. Kekuatan ini menjadikan BRICS sebagai pemain kunci dalam ekonomi dan perdagangan internasional.

Menurut laporan Watcher Guru, dari 32 negara yang berminat, 23 di antaranya telah mengajukan permohonan resmi untuk menjadi anggota. Beberapa negara yang paling serius dalam upaya ini adalah Bahrain, Malaysia, Turki, Vietnam, Belarus, Sri Lanka, Meksiko, Kuwait, Thailand, dan Uzbekistan. Mereka tertarik bergabung dengan BRICS untuk mendapatkan akses ke pembiayaan alternatif melalui Bank Pembangunan Baru (NDB) dan mengurangi ketergantungan pada transaksi dengan mata uang dolar Amerika Serikat.

Bergabungnya negara-negara ini dapat memberikan keuntungan strategis bagi BRICS. Misalnya, negara-negara produsen minyak seperti Bahrain dan Kuwait akan memperkuat posisi BRICS dalam sektor energi. Meksiko dapat membuka akses pasar Amerika Latin, sementara Belarus akan membuka jalur strategis di Eropa Timur yang sebelumnya belum terjangkau oleh aliansi.

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |