Penyelamatan Arsip Penting Haji Masa Lampau di KUH Jeddah

15 hours ago 5

loading...

Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah menyimpan berjuta dokumen penting terkait penyelenggaraan ibadah haji masa lampau. Sayangnya, dokumen yang berusia puluhan tahun itu belum mendapatkan perhatian yang memadai. Bahkan, sebagian rusak dan hilang ketika proses perpindahan kantor.

Sebagai langkah penyelamatan dokumen penting tersebut, Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah menggelar workshop digitalisasi. Workshop ini membekali para staf teknis KUH KJRI Jeddah tentang teknik konservasi dokumen dan manajemen pengetahuan. Kegiatan digelar selama tiga hari di KUH Jeddah, 10 – 12 Agustus 2025, diawali dengan eksplorasi dokumen pada gudang penyimpanan yang berlokasi di wilayah Rehab-Jeddah, Arab Saudi.

Baca Juga: 7 Syarat Sahnya Sujud Ketika Salat, Apa Saja?

Guru Besar Filologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurahman, selaku narasumber utama, mengatakan, data-data Kemenag yang tersimpan di Rehab-Jeddah ini bernilai historis sekaligus akademik, sehingga penting untuk dikonservasi dan dikelola.

"Dokumen-dokumen KUH sangat penting bagi kajian akademik terkait sejarah penyelenggaraan haji maupun diplomasi Indonesia dan Saudi. Salah satu yang ditemukan adalah dokumen model pelayanan haji pada masa syekh atau sebelum muassasah yang kini sudah berganti menjadi syarikah," terang Oman Fathurahman.

Perlakuan terhadap dokumen seperti itu tidak boleh sembarangan. Menurutnya, perlu dilakukan proses konservasi melalui sejumlah tahapan. Pertama, inventarisasi data. Ini meliputi proses pengumpulan, pengenalan, dan penandaan dokumen. Kedua, klasifikasi. Data-data yang sudah terkumpul, dikategorisasi secara tematik dan kronologis.

"Tahap ketiga baru kita lakukan proses digitalisasi. Kita lakukan proses alih media semua dokumen yang sudah diklasifikasi tersebut ke bentuk digital dengan perangkat dan teknik khusus," ujar Oman.

Narasumber kedua, praktisi transformasi digital, Hadi Rahman, menambahkan bahwa hasil digitalisasi dokumen ini akan dikelola dalam kerangka manajemen pengetahuan. "Nantinya, data tersebut akan lebih mudah diakses untuk berbagai keperluan, seperti riset akademik dan referensi pengambilan kebijakan," tandas koordinator DREAMSEA (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscript in Southeast Asia), program kerja sama PPIM UIN Jakarta dan CMSC Universitas Hamburgh, Jerman.

(aww)

Read Entire Article
Kabar Sehat | Legenda | Hari Raya | Pemilu |